Minggu, 09 Oktober 2011

Salah Menilai







Mahasiswa dari sebuah universitas yang akan mendapatkan gelar 
kesarjanaanya diisyaratkan Mengikuti program KKN (Kuliah Kerja Nyata), 
biasanya Di desa-desa sebagai wujud pengabdiannya kepada Bangasa dan negara. 
Salah satu dari calon sarjana yang mengikuti pogram tersebut adalah 
mahasiswa Brilian yang terbukti dari IPK-nya yang sempurna. 
Hal Tersebut sebenarnya tidak terlalu mengerankan karena 
ia dikaruniai IQ yang super, di atas rata-rata. 
Dan semuanya itu membuatnya menjadi sombong. 


Setelah mereka sampai didesa, setiap orang sudah 
mempunyai tugas yang akan dikerjakan. 
Suatu ketika pemuda tersebut akan menyebrangi sungai, 
lalu Mencari-cari perahu. 
Kebetulan ia berjumpa dengan Seorang kakek tua 
yang sedang beristirahat Di atas perahunya. 
Setelah negosiasi dan di capai Kesepakatan harga, pemuda tersebut naik 
ke atas Perahu yang akan membawa menyebrangi sungai 
yang cukup lebar dan dalam.

Diatas perahu pemuda tersebut mengamati dan 
menikmati pemandangan di sekelilingnya. 
Sesekali Ia melihat kakek tersebut yang sedang mendayung. 
Karena kakek tersebut diam saja, pemuda tersebut mencoba mengawali 
pembicaraan sambil bertanya, “Apakah kakek bisa berbahasa Inggris?”

Sambil mendayung, si kakek tersebut menjawab, “Tidak bisa Nak.” 
“Kalau begitu, sebenarnya kakek telah kehilangan 1/5 bagian dari kehidupan ini. 
Karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang 
dibutuhkan di mana-mana,”kata pemuda tersebut.

Belum puas satu pertanyaan, pemuda iu melanjutkan lagi,
“Apakah kakek bisa menggunakan komputer?”
Jawaban yang sama keluar dari mulut kakek tersebut.

Dengan rasa bangga, ia terus melanjutkan pertanyaan, “Apakah kakek mengerti ilmu akutansi?”
Lagi-lagi kakek menjawab,”Tidak tahu Nak.”
“Sungguh sayang Kek, Kakek telah menyia-nyiakan hidup ini.
Kakek sebenarnya telah kehilangan 3/5 bagian dari hidup ini,” 
pemuda tersebut menimpali.

Setelah selesai pembicaraan suasana menjadi hening. 
Tidak lama kemudian, angin timur bertiup, makin lama makin kencang, 
perahu pun mulai terombang-ambing terbawa gelombang ombak. 
Pemuda tersebut terlihat mulai gelisah.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh kakek tersebut. 
Ia balik bertanya, “Nak, apakah kamu bisa berenang?”.
“Tidak kek, saya belum pernah belajar,” sahut pemuda itu 
dengan wajah pucat. 
Kemudian kakek itu memperingatinya,
”kalau begitu, Anda segera akan kehilangan 5/5 bagian keseluruhan hidup ini. 
Benar-benar disayangkan, seorang pemuda yang cerdas 
tetapi hidupnya menjadi sia-sia.” 

Insight : Jangan menilai orang bedasarkan keahlian dan bakat yang Anda miliki, sehingga merasa lebih hebat,
lebih jago, lebih brilian, dan memandang rendah terhadap orang lain. 
Setiap orang mempunyai kompetensi masing-masing.
Yang paling penting, segera temukan bakat/potensi diri. 
Segera ambil aksi, maksimalkan semua potensi, bekerja keras di segala lini,
berkat bibit yang disemai saat ini, Anda pasti jadi pemenang sejati.