Sabtu, 15 Oktober 2011

Jangan Berhenti di Tengah Badai

"Jangan mudah menyerah hanya dengan perkataan-perkataan yang tidak penting. Jalani terus hidup ini dan jadilah bermakna." 



Pada suatu hari, aku dan ayah berkendaraan menuju ke suatu tempat, aku yg mengemudi. 
Setelah beberapa puluh kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. 
Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti. 

"Bagaimana Ayah? Kita berhenti?", Aku bertanya.
"Teruslah mengemudi!", kata Ayah.
Aku tetap menjalankan mobilku. Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. 
Hujanpun turun. Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg diterbangkan angin. 
Suasana sangat menakutkan.
Kulihat kendaraan2 besar juga mulai menepi & berhenti.

"Ayah...?"
"Teruslah mengemudi!" kata Ayah sambil terus melihat ke depan.
Aku tetap mengemudi dgn bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandanganku sampai hanya berjarak beberapa meter saja. 
Angin pun mengguncang-guncangkan mobil kecilku. Aku mulai takut. 
Tapi aku tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.

Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, kurasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang.
Setelah beberapa killometer lagi, sampailah kami pada daerah yang kering & 
kami melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.

"Silakan kalau mau berhenti dan keluarlah", kata Ayah tiba-tiba.
"Kenapa sekarang?", tanyaku heran.
"Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai".

Aku berhenti & keluar. Kulihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. 
Aku membayangkan mereka yang terjebak di sana dan berdoa, semoga mereka selamat. 
Sambil tersenyum kepada ayah, hatiku berkata, "pelajaran penting kali ini: Jangan berhenti di tengah badai"