Jangan pernah berkata "tidak akan pernah". Itu menutup semua pintu. Mengabaikan semua kesempatan dan perbaikan. Sekaligus mengecilkan arti diri kita. Tak seorang pun tahu semua jawaban.
Namun sebuah kemungkinan pasti datang bila kita bersedia membuka pintu cukup lebar. Ubahlah ketertutupan dengan memberikan maaf. Sediakan ruang yang lebar bagi orang lain untuk mengetuk pikiran kita.
Mengatakan "tidak akan pernah" berarti menolak masa depan yang pasti datang. Tidak pernah adalah tidak ada, kecuali dalam kesempitan pikiran yang berasal dari kesombongan kita.
Tak seorang pun bisa menolak kita kecuali pikiran kita sendiri. Begitu pula, kita takkan kuasa menolak orang lain kecuali dalam pikiran kita. Terimalah segala kemungkinan biarpun tampaknya bagai keajaiban.
Katakan bahwa mereka boleh datang kembali suatu saat. Sampaikan bahwa mereka diijinkan untuk menghubungi lagi esok. Jangan sekali-kali memaku harga mati.
Sebelum peluit ditiupkan, pertandingan masih berlagsung. Bola masih berputar. Goal pun masih mungkin tercipta. Bahkan kemenangan pun masih bisa dirayakan