Masyarakat Indonesia meyakini konsep jodoh, yaitu semacam keyakinan  bahwa dalam hidup seseorang akan menemukan orang yang ditakdirkan Tuhan  untuk dia. Dalam bahasa Ibrani keyakinan itu disebut bashert yang  artinya juga sama, yaitu yang sudah ditakdirkan Tuhan untukmu.
Dalam bahasa Inggris kita kenal dengan sebutan soulmate yang artinya  belahan jiwa! Secara psikologis tiap orang tentu berharap dalam hidup  ini menemukan seseorang yang sudah ditakdirkan (dijodohkan) sang  Pencipta untuk dia.  Karena itu, sering kali  kita merasa ada seseorang yang menjadi pasangan hidup kita, tentulah  merupakan belahan jiwa kita, padahal belahan jiwa yang dimaksud dengan  istilah soulmate atau bashert belum tentu akan bertemu dalam ikatan  perkawinan.
Itu disebabkan pengertian yang ditakdirkan alam lebih luas daripada  yang kita istilahkan sebagai jodoh antara lawan jenis. Soulmate sendiri  merupakan jodoh rohaniah, dan jodoh itulah yang dianggap sebagai belahan  jiwa. Belahan jiwa itu sendiri bisa berupa teman baik, saudara, atau  binatang piaraan.
Soal soulmate yang berupa binatang piaraan itu melihat contohnya.  Misalnya bagaimana orang cacat yang mempunyai anjing yang bisa menolong  hidupnya, seolah-olah mereka ditakdirkan hidup bersama, saling  menyayangi, saling mendukung.
 Thomas Moore, penulis buku soulmate berjudul Honouring The Mysteries  of love memaparkan bahwa hubungan rohani yang dalam bahasa Arab disebut  “ruh”, bahasa Inggris “soul”, bahasa Sansekerta “atma”, bahasa Latin  “spiritus”, dan bahasa Yunani “pneuma” tidak bisa dijelaskan secara  mekanistis, dan tidak bisa dihitung dengan matematis, tidak pula ada  ukuran baku yang bisa mengukurnya.