Kisah Ini Cukup Sering Kita Dengar & Disampaikan Dalam Berbagai Kesempatan. Marilah Kita Ulang Sekali Lagi Agar Kita Selalu Ingat Betapa Pentingnya "Keseimbangan Hidup", Khususnya Antara Pekerjaan Dan Keluarga...
Manakah Yang Sesungguhnya Lebih Kita Cintai? Dan Manakah Yang Seharusnya Mendapat Perhatian Utama? Tentunya Tanpa Mengesampingkan Yang Lainnya...
John termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya yang menumpuk dan harus segera terselesaikan. Semuanya sia-sia belaka.
Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan Magy, putri kecilnya, pada suatu hari. Malam itu, 3 minggu sebelumnya, John seperti biasa membawa pulang tumpukan pekerjaannya. Saat John sibuk dengan kertas-kertas kerjanya, Magy kecil yang baru 2 tahun datang menghampiri dengan sebuah buku cerita baru kesayangannya. Buku cerita anak-anak bergambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat buku Magy, Pa...”John menengok kearah Magy dan berkata, "Wah, buku baru ya?"
"Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Papa bacain dong buat Magy..."
"Wah, Papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang ya...", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan hidungnya.
Magy hanya berdiri terpaku disamping sang Ayah sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali "Mama bilang kalo Papa mau bacain cerita buat Magy...".Dengan perasaan agak kesal John menjawab: "Magy dengar, Papa sangat sibuk. Magy minta Mama saja untuk membacakannya ya..."
"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa" katanya sendu. "Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu."
"Lain kali Magy… sudah sana! Papa sedang banyak kerjaan nih..."
John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu berlalu, Magy masih memegang erat bukunya, dan dengan gaya manja anak-anak, sedikit menempelkan tubuh mungilnya di kaki sang Ayah. Lama sekali John mengacuhkan anaknya.Tiba-tiba Magy mulai lagi "Papa liat donk, Pa… gambarnya bagus sekali dan ceritanya juga bagus! Papa pasti suka".
"Magy, sekali lagi Papa bilang: Lain kali! Magy dengar kan Papa bilang Papa sibuk?" dengan agak keras John membentuk anaknya.
Terkaget dan hampir menangis Magy mulai menarik tubuhnya dari sang Ayah, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali..."Tapi Magy mendekati lagi Ayahnya sambil menyentuh lembut tangannya, kemudian meletakkan bukunya di pangkuan sang Ayah."Kapan saja Papa ada waktu ya Pa... Papa tidak usah baca buat Magy, Papa baca buat Papa sendiri aja ya... Tapi Papa bacanya yang keras ya, Pa... supaya Magy juga bisa ikut dengar...".
John hanya diam dan menoleh sebentar ketika Magy berjalan dengan langkah-langkah kecilnya meninggalkan sang Ayah.Kejadian 3 minggu lalu itulah yang sekarang berkemelut dalam diri John. Dia teringat Magy yang penuh pengertian mengalah. Magy kecil yang baru berusia 2 tahun meletakkan tangannya yang mungil di atas tangannya: ”... Tapi Papa bacanya yang keras ya, Pa... supaya Magy juga bisa ikut dengar..." Kata-kata Magy itu terus terngiang dalam benak John.
Karena itulah John mulai membuka buku cerita yang diambilnya dari sebuah rak mainan di sudut kamar Magy. John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya.
John melupakan pekerjaannya yang dulu amat penting bagi dia. Ia bahkan lupa dengan kemarahan dan kebenciannya pada pemuda ugal-ugalan yang dengan kencang menghantam tubuh putrinya di jalan menuju sekolah.John terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir. Mungkin...
Lakukan hal-hal terindah sebisa mungkin untuk orang-orang yang Anda kasihi dengan sisa waktu yang masih Anda miliki, yang sesungguhnya tidak pernah bisa Anda ketahui seberapa lama lagi....... sebelum segalanya terlambat dan tidak ada lagi yang bisa Anda lakukan untuk menggantikannya.
Selamat Berakhir Pekan dengan KELUARGA TERCINTA... Keluarga Terbaik yang telah Tuhan anugerahkan untuk kita semua...
Manakah Yang Sesungguhnya Lebih Kita Cintai? Dan Manakah Yang Seharusnya Mendapat Perhatian Utama? Tentunya Tanpa Mengesampingkan Yang Lainnya...
John termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya yang menumpuk dan harus segera terselesaikan. Semuanya sia-sia belaka.
Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan Magy, putri kecilnya, pada suatu hari. Malam itu, 3 minggu sebelumnya, John seperti biasa membawa pulang tumpukan pekerjaannya. Saat John sibuk dengan kertas-kertas kerjanya, Magy kecil yang baru 2 tahun datang menghampiri dengan sebuah buku cerita baru kesayangannya. Buku cerita anak-anak bergambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat buku Magy, Pa...”John menengok kearah Magy dan berkata, "Wah, buku baru ya?"
"Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Papa bacain dong buat Magy..."
"Wah, Papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang ya...", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan hidungnya.
Magy hanya berdiri terpaku disamping sang Ayah sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali "Mama bilang kalo Papa mau bacain cerita buat Magy...".Dengan perasaan agak kesal John menjawab: "Magy dengar, Papa sangat sibuk. Magy minta Mama saja untuk membacakannya ya..."
"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa" katanya sendu. "Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu."
"Lain kali Magy… sudah sana! Papa sedang banyak kerjaan nih..."
John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu berlalu, Magy masih memegang erat bukunya, dan dengan gaya manja anak-anak, sedikit menempelkan tubuh mungilnya di kaki sang Ayah. Lama sekali John mengacuhkan anaknya.Tiba-tiba Magy mulai lagi "Papa liat donk, Pa… gambarnya bagus sekali dan ceritanya juga bagus! Papa pasti suka".
"Magy, sekali lagi Papa bilang: Lain kali! Magy dengar kan Papa bilang Papa sibuk?" dengan agak keras John membentuk anaknya.
Terkaget dan hampir menangis Magy mulai menarik tubuhnya dari sang Ayah, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali..."Tapi Magy mendekati lagi Ayahnya sambil menyentuh lembut tangannya, kemudian meletakkan bukunya di pangkuan sang Ayah."Kapan saja Papa ada waktu ya Pa... Papa tidak usah baca buat Magy, Papa baca buat Papa sendiri aja ya... Tapi Papa bacanya yang keras ya, Pa... supaya Magy juga bisa ikut dengar...".
John hanya diam dan menoleh sebentar ketika Magy berjalan dengan langkah-langkah kecilnya meninggalkan sang Ayah.Kejadian 3 minggu lalu itulah yang sekarang berkemelut dalam diri John. Dia teringat Magy yang penuh pengertian mengalah. Magy kecil yang baru berusia 2 tahun meletakkan tangannya yang mungil di atas tangannya: ”... Tapi Papa bacanya yang keras ya, Pa... supaya Magy juga bisa ikut dengar..." Kata-kata Magy itu terus terngiang dalam benak John.
Karena itulah John mulai membuka buku cerita yang diambilnya dari sebuah rak mainan di sudut kamar Magy. John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya.
John melupakan pekerjaannya yang dulu amat penting bagi dia. Ia bahkan lupa dengan kemarahan dan kebenciannya pada pemuda ugal-ugalan yang dengan kencang menghantam tubuh putrinya di jalan menuju sekolah.John terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir. Mungkin...
Lakukan hal-hal terindah sebisa mungkin untuk orang-orang yang Anda kasihi dengan sisa waktu yang masih Anda miliki, yang sesungguhnya tidak pernah bisa Anda ketahui seberapa lama lagi....... sebelum segalanya terlambat dan tidak ada lagi yang bisa Anda lakukan untuk menggantikannya.
Selamat Berakhir Pekan dengan KELUARGA TERCINTA... Keluarga Terbaik yang telah Tuhan anugerahkan untuk kita semua...