Apakah diam itu salah?
Memang ada salahnya, tapi tidak sepenuhnya salah!
Diam itu juga bisa sebagai sebuah pilihan. Bagaimana bisa? Ya, kalau bukan sebagai alternatif pilihan, kenapa diam itu ada? Diam itu juga sebuah ekspresi tersembunyi bagi kita yang mampu memahami. Memang sulit melihat pesan yang ingin disampaikan dari ekspresi diam ini. Selain karena pesan yang bersifat tersirat, diam juga sudah memberikan kita efek negative sehingga kita pun akan terkesan “berat” untuk menelusurinya.
Pada kenyataan umum, diam diartikan sebagai sikap sombong. Apakah benar demikian? Tidak selalu benar! Diam bukan berarti sombong! Coba kita lihat apakah diamnya itu membawa rasa gelisah bagi kita yang memandang dan di dekatnya? Kalau tidak, berarti diamnya itu tidak sedang menampakan kesombongan!
Beberapa sifat yang bisa kita asumsikan dari ekspresi diam ini seperti ;
- Sombong.
- Tidak mengerti akan sesuatu.
- Sudah mengerti akan sesuatu.
- Cuek.
- Pemurung.
- Sedang dalam keadaan down.
- Mendapatkan perasaan yang sangat tidak nyaman.
- Mendapatkan perasaan yang sangat nyaman.
- Dsb.
Dari pernyataan di atas dapat dilihat jika diam itu benar-benar multitafsir. Tidak ada yang tahu persis kenapa diam itu muncul. Meski kebanyakan beranggapan diam itu identik dengan kesombongan, tapi diam itu tidak selalu sombong.
Rambut boleh sama, tapi isi kepala tetap beda! 10 orang, ada 10 hati! So, setiap orang itu unik bukan dengan karakter dan kepribadiannya masing-masing? Sehingga, kita pun tidak dapat menjudge diam itu sebagai sebuah hal yang negatif! Diam sebagai hal yang buruk.
Positifkan hati dan pikiran jika di balik diam itu pasti ada pesan tersirat yang ingin disampaikan kepada kita.
Jika kita tidak jelas menentukan apa yang membuatnya diam, ada sebuah alasan jelas mengapa diam itu muncul. Ya, karena diam memang tercipta sebagai sebuah pilihan! Karena itu diam muncul sebagai alternatif untuk dipilih. So, diam juga pilihan.
Sadari lah jika diam disekitar kita itu juga membawa pesan yang bermakna. Tangkap pesan tersirat itu, dan apresiasi dengan melakukan timbal balik yang terbaik menurut kemampuan pribadi kita masing-masing.