Mengapa Saya tidak akan pernah menjadi kaya? Benarkah suatu saat saya akan menjadi kaya?
Coba tanyakan pertanyaan diatas kepada diri Anda dan renungkanlah. Apakah jawabannya adalah Ya? Atau Tidak? Atau Anda berkata dengan mulut "Ya" tetapi "Tidak" didalam hati? Jangan terbuai dengan halusinasi sementara kekuatan pikiran dan kata-kata. Anda mungkin sering mengikuti seminar motivasi, seminar kemakmuran, seminar-seminar tentang bagaimana membangun pikiran yang positif. Well, that's definately good. But it is not enough!
Sebuah pertanyaan mendasar untuk Anda: Apakah kekayaan itu? Apakah kekayaan itu berarti memiliki milliaran rupiah? Villa mewah di puncak? Mobil BMW seri terbaru? Dapat belanja sepuasnya di mall-mall? Bepergian ke Jepang dan seluruh dunia? Tidak! Sebenarnya, itu semua hanya "side effect" dari kekayaan, tetapi sama sekali tidak dapat mewakilkan kekayaan itu sendiri.
Kekayaan yang sejati itu timbul didalam hati, kekayaan itu adalah Anda! Ya, Andalah kekayaan bagi Anda sendiri. Harta terbesar bagi Anda adalah Anda sendiri. Uang dan mobil dan rumah mewah dan semuanya hanyalah hasil dari kekayaan, yaitu hasil dari Anda sendiri. Andalah yang memiliki kekuatan untuk menghasilkan semuanya itu. Ide-ide Andalah yang membuat Anda membuat toko baru, perusahaan baru, menjual ini dan menjual itu. Artinya, kekayaan itu dinilai dari Anda. Seberapa besar Anda, sebesar itulah kekayaan Anda. Dengan demikian, apakah Anda sudah dapat menjawab pertanyaan ini: Mengapa Saya tidak akan pernah menjadi kaya?
Jadi, bagaimana menjadi kaya? Mudah sekali, jadikanlah Anda menjadi kaya terlebih dahulu. Apakah Anda paham maksud saya? Saya ulangi kembali. Bagaimana menjadi kaya? Jawabannya, jadikanlah Anda menjadi kaya terlebih dahulu. Tampak terlalu rumit ya, baiklah, saya akan memberikan contoh. Manakah yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi, mobil usang penuh lumpur dengan mobil usang yang sama, tetapi telah dicat mengkilat? Manakah yang lebih berharga, emas murni seberat 1kg, atau sebuah bisnis persewaan motor untuk tukang ojek yang memberikan positif cashflow 2jt per bulan sepanjang hidup Anda.
Jawabannya adalah: mobil mengkilat dan bisnis persewaan motor. Jadi yang hendak saya katakan adalah, ubahlah dahulu cara berpikir Anda, maka dunia, termasuk kekayaan Anda akan berubah! Kunci seorang penambang emas yang sejati adalah berpikir dan merencanakan dimana mereka akan menambang, berapa besar yang akan diperoleh, alat apa saja yang dibutuhkan, hambatan apa yang mungkin terjadi, pajak apa yang harus dibayar, berapa pengeluaran yang akan diperlukan, dan lain-lain. Penambang bodoh tidak berpikir demikian. Alih-alih merencanakan, mereka lebih suka membawa cangkul dan sekop langsung ke lokasi tambang, menghabiskan banyak waktu hanya untuk menemui bahwa tak teradapat secuil emaspun disana. Karena Anda adalah kekayaan itu sendiri, maka Anda harus menjadi kekayaan, bukan bagian, tetapi kekayaan itu sendiri.
Mengapa orang tidak pernah menjadi kaya, jawabannya cukup mudah: mereka lebih suka mengeluarkan sampah, ketimbang mengeluarkan emas, mengeluarkan perilaku yang buruk, ketimbang perilaku yang baik, mengeluarkan mental yang payah, ketimbang mental yang sejati.
Pikirin yang positif barulah sebuah awal perjuangan Anda. Tapi Anda masih harus melalui langkah-langkah yang lain. Anda masih harus mengubah pikiran yang positif menjadi kata-kata yang positif. Dari kata-kata yang positif menjadi perbuatan yang positif, perbuatan yang positif menjadi kebiasaan yang positif, dan kebiasaan yang positif menjadi karakter yang positif.
Baik, jika Anda menginginkan kekayaan, kekayaan yang sejati (bukan seperti yang Anda bayangkan sebelumnya), maka Anda perlu merubah diri Anda sendiri.
Anda mungkin sudah terlalu sering mengikuti seminar motivasi. Sayangnya, seringnya mengikuti seminar motivasi ini tidak diikuti dengan seringnya mengubah pikiran dan kata-kata menjadi perbuatan. Mungkin Anda bertanya, ah, tidak juga, saya sudah sering mencoba melakukan ini dan itu, membuka bisnis ini dan itu, tetapi tetap tidak menjadi kaya. Atau menjadi kaya, tetapi cuma sebentar untuk kemudian menemui kebangkrutan.
Mengapa ini terjadi?
Pertanyaan lagi untuk Anda: Apakah Anda mengetahui apa itu asset? Apa itu liabilities?
Faktanya adalah, mengapa orang tidak pernah menjadi kaya, karena bukan hanya tidak melek huruf, tetapi juga tidak melek finansial. Percayalah, semua orang kaya, yang benar-benar kaya, pasti akan mengetahui apa itu asset dan apa itu liabilities. Mereka memahami betul mana yang masuk kedalam kategori asset dan mana yang masuk kategori liabilities.
Pelajaran Pertama. Pahamilah Cashflow Anda.
Anda adalah kekayaan itu sendiri, Oleh karena itu mulai dari sekarang, perlakukan Anda sebagai sebuah perusahaan. Anda adalah perusahaan untuk diri Anda sendiri. Bayangkah jikalau Anda menjadi pemegang saham mayoritas sebuah perusahaan besar, dan mendapati karyawan Anda tidur bermalas-malasan disaat jam kerja dan CEO Anda menghamburkan 5 milliar rupiah dalam setahun hanya untuk rekreasi, naik 5% dari tahun sebelumnya, sementara perusahaan tahun itu mengalami penurunan asset sebesar 10%. Apa yang akan Anda lakukan? Tertawa? Marah? Jika Anda normal, tentu saja Anda akan marah besar. Dalam kenyaatanya di dunia nyata, sangat mungkin CEO tersebut akan dipecat dan digantikan dengan seorang yang lain yang melek cashflow.
Banyak orang tidak dapat membedakan mana asset (aset) dan mana liabilities (hutang). Banyak orang memasukkan liabilities (hutang) kedalam aset dan mungkin juga memasukkan aset kedalam hutang. Jadi, mulai sekarang, pahamilah seluruh aset Anda, tulis dalam buku khusus financial statement Anda. Daftar seluruh barang Anda, masukkan mana yang masuk kategori aset dan mana yang masuk kedalam hutang. Misalnya, rumah, mobil, sofa, televisi, spring bad, dan lain sebagainya. Jangan sampai salah memasukkan data ini. Karena ini sangat penting.
Jika Anda memiliki rumah, baik itu dalam kondisi menyicil ataupun dibayar lunas, dimanakah rumah Anda dimasukkan? Kedalam kolom aset atau hutang? Ahli accounting dan kebanyakan orang akan berkata kedalam aset. Nyatanya bukan. Makanya ahli accounting dan kebanyakan orang susah menjadi kaya, karena mereka menjadikan perusahaan tempat mereka bekerja menjadi kaya, tetapi menjadikan miskin dirinya sendiri!
Jangan pernah memasukkan rumah pribadi kedalam aset, karena rumah itu tidak menghasilkan uang untuk Anda. Alih-alih menghasilkan uang, rumah Anda malah mengeluarkan uang tiap bulan untuk biaya maintenance, seperti cat pagar, renovasi atap bocor, iuran sampah, iuran siskamling, dan sebagainya. Rumah pribadi masuk kedalam pengeluaran dan masuk kedalam hutang jika belum lunas.
Jangan masukkan kedalam aset. Mengapa? Yah.. Kemanakah Anda tidur pada malam hari dan bangun di pagi hari? Di pinggir jalan? Tentu dirumah bukan? Jadi, rumah bukanlah aset karena rumah Anda itu adalah rumah pribadi dan tidak untuk disewakan. Jika Anda memiliki rumah lain, dimana Anda masih dapat tidur di malam hari dan bangun di pagi hari didalam rumah yang sekarang, serta rumah lain itu menghasilkan uang untuk Anda, maka rumah lain itu adalah aset. Jadi, masukkan dengan benar, mana yang menghasilkan uang kedalam aset, dan mana yang justru mengeluarkan uang kedalam hutang dan pengeluaran.
Bagaimana dengan mobil pribadi? Perlakukan sama seperti rumah. Masukkan kedalam pengeluaran, karena itu sama sekali bukan aset. Jika mobil Anda dibayar lunas, maka masukkan pengeluaran tiap bulan kedalam pengeluaran. Jika dibeli dengan kredit, maka masukkan kedalam kolom hutang. Dimata bank dan lintah darat, rumah dan mobil Anda akan dihargai menjadi aset, tetapi di mata Anda, jangan pernah lakukan itu. Mengapa, karena bankir dan lintah darat tidak makan, minum, dan tidur dirumah Anda! Mereka tetap hidup, makan, minum, dan tidur dengan pulas, dan makin menjadi kaya, ketika rumah dan mobil Anda disita!
Saran saya, jangan membeli semua barang rumah tangga Anda secara kredit. Belilah secara cash (lunas). Termasuk mobil dan rumah. Karena kedua ini adalah pengeluaran dan bukan aset. Buat apa Anda menghamburkan uang untuk membayar bunga untuk sesuatu yang bernilai sampah (bukan aset)? Sebaliknya, jika Anda memiliki perusahaan, maka mobil untuk perusahaan sebaiknya dibeli secara kredit dan bukan cash, sebab prinsip kekayaan datang dari cashflow yang positif, bukan seberapa besar jumlah barang dan mobil perusahaan Anda.
Selama mobil perusahaan itu menghasilkan cashflow positif, dibeli secara kredit itu tidak masalah. Berbeda dengan mobil pribadi, dimana tidak ada nilai asetnya sama sekali, sebaiknya dibayar lunas. Demikian juga rumah pribadi. Tetapi mengingat nilai rumah cenderung bergerak naik, maka kredit rumah masih bisa dimaklumi.
Anda harus memiliki financial statement sendiri bagi keluarga Anda. Financial statement terdiri atas 4 kolom: Aset, Hutang, Pemasukan, dan Pengeluaran. Untuk detil bagaimana menyusun financial statement yang baik, Anda perlu membeli sebuah buku panduan di toko-toko buku terdekat. Saya tidak akan menjelaskan secara detil disini.
Gaji masuk kedalam pemasukan. Bisnis CashSwim masuk kedalam aset (yang menghasilkan uang), hasil bersih tiap bulan dari CashSwim masuk kedalam pemasukan. Anda perlu membuat financial statement yang berbeda untuk bisnis Anda. Jika Anda memiliki 5 bisnis, maka Anda perlu membuat 5 financial statement yang berbeda, diluar financial statement keluarga Anda sendiri.
Mengapa Anda perlu membuat financial statement? Sebab Anda perlu mengetahui apakah Anda dan keluarga Anda menghasilkan cashflow positif tiap bulan, atau malah negatif? Menghasilkan uang alih-alih menghamburkan uang? Jika cashflow Anda bernilai positif, itu sebuah awal yang bagus untuk Anda. Jika tidak, Anda perlu memeriksa ulang dimana kesalahan yang membuat cashflow Anda menjadi negatif.
Perbaiki cashflow Anda. Kurangi pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Anda hidup untuk hari esok, tidak hanya untuk hari ini. Berpikirlah dahulu jika Anda sedang ingin membuang uang. Pikirkanlah, apakah membuang itu akan membuat Anda semakin miskin (masuk kedalam hutang) atau semakin kaya (masuk kedalam aset). Belajarlah dari Warren Buffet, yang dalam kelimpahannya dia lebih suka memberikan 90% kekayaannya untuk amal dan lebih suka tetap tinggal dirumah tua, yang telah ia tinggali sejak sekitar 1950-an. Memiliki waktu rekreasi yang memang waktunya, dan lebih suka menginap di hotel menengah ketimbang di hotel berbintang lima.
Pelajaran Kedua. Hutang Baik dan Hutang Buruk.
Berhati-hatilah terhadap kata hutang. Hutang dapat membuat Anda kaya, tetapi dapat juga membuat Anda miskin. Mungkin Anda sering diingatkan supaya jangan berhutang. Kata-kata ini ada benarnya. Tetapi juga dapat salah. Hutang ada 2 macam. Hutang baik dan hutang buruk. Hutang baik menghasilkan uang, hutang buruk menghamburkan uang. Hutang baik membuat kaya. Hutang buruk membuat miskin.
Jadi apa parameternya? Mudah. Parameternya ada dalam cashflow Anda. Kembali lagi kepada cashflow Anda. Sebelum berhutang, pastikan dahulu bahwa hutang Anda akan menghasilkan cashflow positif dan bukan cashflow negatif.
Hutang kredit mobil pribadi, apakah boleh? Boleh-boleh saja jika memang Anda sudah tahu hasil akhirnya adalah membuat Anda kaya. Kenyataannya, kredit mobil justru membuat miskin, karena mengurangi cashflow dengan menambah pengeluaran, serta menambah hutang tanpa ada aset yang masuk sama sekali.
Bayar cash untuk setiap barang rumah tangga. Jangan gunakan kartu kredit. Maksud penggunaan kartu kredit disini adalah penggunaan dengan mencicil. Jadi, kalau hanya menggunakan kartu kredit untuk membeli barang dan membayar lunas diakhir bulan, itu tidak masalah. Yang bermasalah adalah, jika Anda menggunakan kartu kredit Anda untuk membeli barang-barang sampah (bukan aset), yang tidak saja tidak menghasilkan uang, tetapi mengeluarkan uang, terlebih lagi jika dibayar dengan dicicil, apalagi cuma minimum payment! Tahukah Anda, bahwa membayar minimum payment, hutang Anda tidak akan pernah lunas?
NEVER...EVER...to do that!
Hati-hati dengan kartu kredit! Jika Anda terpaksa berhutang, lebih baik berhutang dengan bunga yang lebih rendah seperti KTA (kredit tanpa agunan). Ingatlah, bahwa hutang dapat membawa Anda pada kemiskinan, tetapi jika Anda mengerti, hutang dapat membawa Anda pada kekayaan. Mau contoh? Baiklah, Anda kira, dengan uang siapa pengembang real estate membangun perumahan. Sinar Mas membangun BSD? Uang perusahaan? Tidak! Mereka menggunakan uang bank. Ya, uang bank! Kerennya, mereka berhutang! Cuma bedanya, hutang mereka adalah hutang baik, karena hutang mereka kepada bank digunakan untuk membangun real estate, yang nilainya menjadi berkali-kali lipat dari hutang mereka sendiri, memberikan kepada mereka bukan saja aset, tetapi cashflow yang positif.
Jadi, berhutang itu boleh, jika dan hanya jika, menghasilkan cashflow yang positif.
Justru saya menyarankan untuk berhutang jika Anda mendirikan sebuah bisnis. Cicil/sewa saja kantor Anda. Cicil mobil untuk perusahaan. Jangan dibayar cash! Mengapa? Karena orientasi perusahaan adalah menghasilkan uang sebesar-besarnya dengan investasi sekecil-kecilnya. Orientasi perusahaan adalah positif cashflow yang besar, bukan membuang uang besar diawal.
Jika Anda bayar cash semua, tentu perusahaan akan mengeluarkan sangat besar di awal hanya untuk mendirikan kantor, membeli mobil dan sebagainya. Jadi, sekali lagi, selalu orientasikan apapun bisnis Anda pada cashflow yang positif. Karena perusahaan dinilai dari seberapa besar cashflow positifnya, bukan seberapa besar asetnya, apalagi "toxic asset" (aset racun). Sehingga jika Anda suatu saat ingin menjual perusahaan Anda, maka Anda dapat menjualnya dengan nilai tinggi, karena cashflow yang dihasilkan sangat tinggi.
Baiklah. Pelajaran selanjutnya akan saya sampaikan di artikel selanjutnya. Renungkanlah dahulu apa yang saya sampaikan dan mulai praktekkan dari kata-kata menjadi perbuatan. Lakukan hal ini secara berulang-ulang maka akan menghasilkan kebiasaan. Kebiasaan yang positif.
Salam sukses selalu untuk Anda!