"Perasaan yang tepat mendorong tindakan yang tepat, hilangkan keragu-raguan dan bertindaklah." -Paul McGee-
Seorang bapak yang suatu pagi mengalami kesulitan ketika harus mendorong-dorong sepeda motornya yang mogok.
Dengan perasaan sedih dan bercucuran keringat ia berharap ada seseorang yang mau menolongnya di pagi buta itu.
Namun hingga beberapa kilometer ia berjalan, tidak ada seorang pun yang mau peduli dengan kesulitan yang ia alami.
Akhirnya dengan pakaian yang basah kuyup , laki-laki setengah baya itu menemukan juga sebuah bengkel yang
pintunya masih tertutup rapat, dan ia terpaksa harus menunggu hingga si pemiliknya datang.
Beberapa tahun kemudian setelah kejadian itu, si bapak melihat kejadian yang sama ketika
ia tengah melintas di jalan yang sama dengan kejadiannya waktu itu.
Dari kejauhan ia melihat seorang anak muda yang tengah mendorong-dorong sepeda motornya,
tiba-tiba muncul ide di benaknya untuk melakukan sesuatu kepada anak muda yang tengah mengalami kesulitan itu.
Kemudian ia menepikan mobilnya untuk menolong anak muda itu.
Tapi tiba-tiba muncul keraguan dalam benaknya. “Apakah saya harus menolong orang yang tidak saya kenal? “
Maka ia pun kembali memacu kendaraannya meninggalkan anak muda itu yang tampak semakin mengecil dari balik kaca spion.
Namun setelah beberapa meter ia berjalan, perasaannya tidak tenang.
Terjadi pergulatan antara pikiran jahat dan pikiran baik yang sama-sama memiliki argumen.
Akhirnya maksud baik yang menang.
Si bapak memutuskan untuk berhenti dan menunggu anak muda itu dari kejauhan.
Tetapi apa yang terjadi ketika anak muda itu sudah mendekat?
Ternyata di detik-detik terakhir pikiran jahat kembali menyabot dan ia sekali lagi membiarkan anak muda itu melewati mobilnya.
Hal ini terjadi hingga tiga kali sampai akhirnya si bapak benar-benar berhasil memenangkan pertarungan dengan dirinya sendiri.
Anak muda yang tengah mendorong sepeda motor itu terheran-heran ketika si bapak mempersilahkan anak muda itu
menaikkan motornya yang mogok ke dalam mobil kijangnya untuk diantar ke bengkel terdekat.
Insight : Hal ini membuktikan bahwa tidak mudah untuk berbuat baik.
Selalu ada perlawanan dari dalam diri kita sendiri seperti seorang guru bijak pernah mengingatkan,
“Menaklukkan orang lain membutuhkan kekuatan, menaklukkan diri sendiri membutuhkan kesadaran.”