"Memang, tak selamanya orang harus mengerti kita. Bisa jadi kesukaan kita adalah kedukaan orang lain.
Hidup ini sangat berharga, karena itu jalanilah dengan penuh hati-hati dan saling menghargai."
Dari kejauhan Jack terus menekan kuat pedal gas kendaraannya karena tidak mau terlambat.
Apalagi lampu merah di wilayah yang dilaluinya menyala cukup lama.
Lampu lalu lintas berganti kuning. Sekitar tiga meter menjelang garis putih horisontal di jalan,
lampu merah menyala. Jack bimbang. Haruskah ia berhenti atau terus saja.
"Ah, aku tidak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,"pikirnya, sambil terus melaju.
PRIIIT!!! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti.
Jack menepikan kendaraan sambil mengumpat dalam hati.
Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Hey, itu kan Bob, teman semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega.
Ia melompat keluar dari dalam mobil sambil berkata: "Hai, Bob! Senang sekali ketemu kamu lagi!". "Hai, Jack," sapa Bob tanpa senyum.
"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru.
Istri saya sedang menunggu di rumah. Hari ini dia ulang tahun, jadi dia dan anak-anak sudah menyiapkan pesta di rumah.
Tentu aku tidak boleh terlambat dong," kata Jack.
Bob berkata, "Saya mengerti. Tapi sebenarnya saya sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini."
Jack mulai gelisah. Ia harus ganti strategi. "Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah.
Sewaktu aku lewat tadi lampu kuning masih menyala kok." Aha.. terkadang berdusta sedikit tentu bisa memperlancar situasi.
"Jack, kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu," ujar Bob dingin.
Dengan wajah ketus, Jack menyerahkan SIM-nya ke Bob lalu masuk ke dalam mobilnya dan menutup kaca jendela.
Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya.
Tak lama berselang, Bob muncul dan mengetuk kaca mobil Jack.
Jack yang kadung kesal dan marah hanya membuka kaca jendela sedikit.
Ujarnya mengumpat di dalam hati, "Ah, masa lima senti sudah cukup untuk memasukkan surat tilang?"
Sesudah Jack menerima surat tilang itu dia langsung menekan kembali pedal gas,
memacu mobilnya dan cepat berlalu dari tempat tersebut. Tanpa berkata-kata Bob pun kembali ke posnya.
Setelah agak jauh dari tempat kejadian, Jack hendak memasukkan SIM-nya ke dompet.
Saat itu ia terkaget-kaget setelah melihat selembar surat tapi bukan surat tilang.
"Surat apa ini? Ini bukan surat tilang! Kenapa ia tidak memberiku surat tilang?" tanya Jack.
Seketika itu juga ia langsung meminggirkan mobilnya dan membaca surat dari Bob tadi.
Begini isi surat tersebut:
-----------------
Halo, Jack. Tahukah kamu aku mempunyai seorang anak perempuan.
Anakku satu-satunya. Ia sangat cantik dan lincah. Aku dan istriku sangat menyayanginya.
Sayang, ia sudah meninggal karena tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah,
saat ia melintas bersama ibunya di zebracross.
Anakku langsung meninggal di tempat. Istriku sampai saat ini mengidap depresi hebat.
Pengemudi yang sembrono tadi hanya dihukum penjara selama tiga bulan saja.
Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan aku?
Aku kehilangan malaikat kecil kesayanganku.
Aku dan istriku masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengaruniai seorang anak lagi, agar dapat kami peluk.
Tapi, kondisi istriku tidak memungkinkan. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu.
Oh.. betapa sulitnya! Begitu juga kali ini.
Maafkan aku, Jack. Doakan agar permohonan kami mempunyai anak terkabulkan.
Berhati-hatilah saat menyetir.
Dari temanmu,
Bob
---------------
Jack kaget sekali saat ia membaca surat Bob. Ia langsung memutar balik mobilnya dan pergi ke pos jaga Bob.
Namun, Bob sudah meninggalkan pos itu, entah ke mana.
Sepanjang jalan pulang Jack mengemudi dengan hati-hati dan ia berjanji dalam dirinya untuk
menahan diri agar tidak ngebut dan menyetir ugal-ugalan. Kali ini Ia teringat akan anak-anaknya.
Tau kah anda begitu banyaknya harapan yang masih belum tergapai oleh sebagian besar orang dalam hidup ini?
Mulai sekarang juga mari bersama-sama mengingatkan diri kita agar lebih bisa menghargai setiap keputusan orang lain,
karena anda mungkin tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi nantinya.
bukan kebetulan kita terlahir seperti ini dan dalam keadaan seperti ini..
Senin, 31 Oktober 2011
Ini Era Konseptual Teman-Teman! Kualitas tak lagi menjadi nomor 1!
Ya, teman-teman pembaca sekalian, kali ini saya ingin membahas tentang kesempatan kita untuk menjadi nomor 1! Kalau dulu di era industri, orang-orang yang sangat pintarlah yang menjadi orang yang sukses, sekarang di era konseptual ini justru kebanyakan orang-orang anehlah yang menjadi nomer 1!
Mau bukti? Kita lihat saja Kuburan band, Briptu Norman, dan Sinta Jojo. Kuburan Band adalah band yang pikunan, lirik lagunya saja dia lupa. Sinta Jojo dan Briptu Norman.... Mereka adalah penyanyi yang tidak bisa bernyanyi.... Ya mereka penyanyi Lipsinc... Lalu kenapa mereka bisa sukses?
Sebelum menjelaskan kenapa mereka bisa sukses, mari kita lihat perbandingan kualitas dari video di bawah ini :
Nah coba lihat video dari Kuburan Band, Sinta Jojo, dan Briptu Norman Berikut :
Bandingkan dengan Video dari perempuan berikut :
Secara Vokal, yang mana yang kualitasnya lebih baik? Tentu akan menjawab perempuan yang di video bawah, karena Sinta Jojo dan Briptu Norman hanya Lypsinc, sedangkan Kuburan Band Liriknya saja lupa... hehe
Lalu kenapa dong perempuan yang di bawah kurang terkenal pamornya? Karena sudah banyak penyanyi-penyayi yang seperti dia! Sedangkan Penyanyi yang bisa mengentertaint secara berbeda seperti Sinta Jojo, Briptu Norman, dan Kuburan Band.... Jarang kita temui!!
Oleh karena itu friends, di era ini jangan hanya fokus pada kualitas. Namun, fokus juga dalam membuat Perbedaan!
Innovation!
Minggu, 30 Oktober 2011
Miris!!! Orang ini dipecat dari Perusahaan yang didirikannya sendiri!
Nah pada kesempatan hari ini, saya akan membahas seorang tokoh yang akhir-akhir ini sangat ramai dibicarakan.Tokoh ini baru saja meninggal dunia beberapa waktu lalu. Ya! Dia adalah pendiri Apple. Siapa lagi kalau bukan Steve Jobs!
Mungkin teman-teman pembaca sudah mengetahui produk-produk yang diciptakannya. Namun tahukah teman-teman pembaca tentang kisahnya? Yuk mari disimak di sini
Pengalaman Pertama: Menghubungkan Titik-Titik
Saya drop out dari Reed College setelah semester I, namun saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum akhirnya betul-betul putus kuliah.
Mengapa saya drop out? Ceritanya dimulai bahkan sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena “kecelakaan” dan kemudian berniat memberikan saya kepada orang lain untuk diadopsi.
Dia kemudian bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk diadopsi semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran, mereka ternyata menginginkan bayi perempuan.
Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, ditelepon larut malam oleh ibu saya: “kami punya bayi laki-laki yang batal diadopsi; apakah Anda berminat?” Mereka menjawab: “Tentu saja.”
Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah calon orang tua angkat saya itu berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.
Dan 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya yang hanya pegawai rendah habis untuk biaya kuliah.
Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka.
Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.
Begitu drop out, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.
Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga selalu menumpang tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna.
Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi yang ternyata kemudian sangat berharga.
Saya beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya.
Karena sudah drop out, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna memelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat.
Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan!
Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat.
Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak drop out dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya.
Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Sekali lagi, Andaikata saya tidak drop out, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah.
Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang.
Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.
Saya drop out dari Reed College setelah semester I, namun saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum akhirnya betul-betul putus kuliah.
Mengapa saya drop out? Ceritanya dimulai bahkan sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena “kecelakaan” dan kemudian berniat memberikan saya kepada orang lain untuk diadopsi.
Dia kemudian bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk diadopsi semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran, mereka ternyata menginginkan bayi perempuan.
Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, ditelepon larut malam oleh ibu saya: “kami punya bayi laki-laki yang batal diadopsi; apakah Anda berminat?” Mereka menjawab: “Tentu saja.”
Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah calon orang tua angkat saya itu berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.
Dan 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya yang hanya pegawai rendah habis untuk biaya kuliah.
Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka.
Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.
Begitu drop out, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.
Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga selalu menumpang tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna.
Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi yang ternyata kemudian sangat berharga.
Saya beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya.
Karena sudah drop out, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna memelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat.
Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan!
Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat.
Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak drop out dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya.
Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Sekali lagi, Andaikata saya tidak drop out, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah.
Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang.
Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.
Pengalaman Kedua: Cinta dan Kehilangan.
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz (Steve Wozniak) dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun.
Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang. Dari hanya kami berdua, Apple kini menjadi perusahaan $ 2 milyar dengan 4.000 karyawan.
Kami baru meluncurkan produk terbaik kami -Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. Loh,, bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? tapi memang itulah yang terjadi.
Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama, semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan.
Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Bisa anda bayangkan kerja keras bertahun-tahun membangun kerajaan berakhir dengan anda berada di depan gerbangnya.
Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya, saya gagal mengambil kesempatan.
Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley.
Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali, saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal.
Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia (Walt Disney Company).
Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple.
Laurene (istri) dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpuk batu ke kepala Anda.
Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda.
Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.
Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz (Steve Wozniak) dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun.
Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang. Dari hanya kami berdua, Apple kini menjadi perusahaan $ 2 milyar dengan 4.000 karyawan.
Kami baru meluncurkan produk terbaik kami -Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. Loh,, bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? tapi memang itulah yang terjadi.
Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama, semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan.
Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Bisa anda bayangkan kerja keras bertahun-tahun membangun kerajaan berakhir dengan anda berada di depan gerbangnya.
Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya, saya gagal mengambil kesempatan.
Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley.
Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali, saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal.
Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia (Walt Disney Company).
Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple.
Laurene (istri) dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpuk batu ke kepala Anda.
Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda.
Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.
Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.
Pengalaman Ketiga: Kematian
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.”
Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: “Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?” Bila jawabannya selalu “tidak” dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah.
Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada.
Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas.
Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati.
Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal.
Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor.
Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi.
Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna: Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya.
Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma: hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda.
Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.
Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama “The Whole Earth Catalog“, yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya.
Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat.
Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi “The Whole Earth Catalog”, dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang.
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.”
Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: “Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?” Bila jawabannya selalu “tidak” dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah.
Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada.
Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas.
Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati.
Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal.
Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor.
Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi.
Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna: Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya.
Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma: hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda.
Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.
Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama “The Whole Earth Catalog“, yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya.
Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat.
Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi “The Whole Earth Catalog”, dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang.
Di bawahnya ada kata-kata: “Stay Hungry. Stay Foolish.” Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka. Stay Hungry (tetap lapar). Stay Foolish (tetap bodoh). Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu: Always Stay Hungry, Stay Foolish!
Nah untuk mengenang steve Jobs sebagai seorang yang sangat inspiratif, maka penulis ingin menawarkan 2 buah kaos yang berdesain steve jobs seperti yang dapat dilihat di bawah :
Nah untuk detail harga, kemudian bonus2, dan sebagainya dapat dilihat di thread kaskus berikut :
Salam Inovasi !
Sabtu, 29 Oktober 2011
Menaklukan Diri Sendiri
"Perasaan yang tepat mendorong tindakan yang tepat, hilangkan keragu-raguan dan bertindaklah." -Paul McGee-
Seorang bapak yang suatu pagi mengalami kesulitan ketika harus mendorong-dorong sepeda motornya yang mogok.
Dengan perasaan sedih dan bercucuran keringat ia berharap ada seseorang yang mau menolongnya di pagi buta itu.
Namun hingga beberapa kilometer ia berjalan, tidak ada seorang pun yang mau peduli dengan kesulitan yang ia alami.
Akhirnya dengan pakaian yang basah kuyup , laki-laki setengah baya itu menemukan juga sebuah bengkel yang
pintunya masih tertutup rapat, dan ia terpaksa harus menunggu hingga si pemiliknya datang.
Beberapa tahun kemudian setelah kejadian itu, si bapak melihat kejadian yang sama ketika
ia tengah melintas di jalan yang sama dengan kejadiannya waktu itu.
Dari kejauhan ia melihat seorang anak muda yang tengah mendorong-dorong sepeda motornya,
tiba-tiba muncul ide di benaknya untuk melakukan sesuatu kepada anak muda yang tengah mengalami kesulitan itu.
Kemudian ia menepikan mobilnya untuk menolong anak muda itu.
Tapi tiba-tiba muncul keraguan dalam benaknya. “Apakah saya harus menolong orang yang tidak saya kenal? “
Maka ia pun kembali memacu kendaraannya meninggalkan anak muda itu yang tampak semakin mengecil dari balik kaca spion.
Namun setelah beberapa meter ia berjalan, perasaannya tidak tenang.
Terjadi pergulatan antara pikiran jahat dan pikiran baik yang sama-sama memiliki argumen.
Akhirnya maksud baik yang menang.
Si bapak memutuskan untuk berhenti dan menunggu anak muda itu dari kejauhan.
Tetapi apa yang terjadi ketika anak muda itu sudah mendekat?
Ternyata di detik-detik terakhir pikiran jahat kembali menyabot dan ia sekali lagi membiarkan anak muda itu melewati mobilnya.
Hal ini terjadi hingga tiga kali sampai akhirnya si bapak benar-benar berhasil memenangkan pertarungan dengan dirinya sendiri.
Anak muda yang tengah mendorong sepeda motor itu terheran-heran ketika si bapak mempersilahkan anak muda itu
menaikkan motornya yang mogok ke dalam mobil kijangnya untuk diantar ke bengkel terdekat.
Insight : Hal ini membuktikan bahwa tidak mudah untuk berbuat baik.
Selalu ada perlawanan dari dalam diri kita sendiri seperti seorang guru bijak pernah mengingatkan,
“Menaklukkan orang lain membutuhkan kekuatan, menaklukkan diri sendiri membutuhkan kesadaran.”
Seorang bapak yang suatu pagi mengalami kesulitan ketika harus mendorong-dorong sepeda motornya yang mogok.
Dengan perasaan sedih dan bercucuran keringat ia berharap ada seseorang yang mau menolongnya di pagi buta itu.
Namun hingga beberapa kilometer ia berjalan, tidak ada seorang pun yang mau peduli dengan kesulitan yang ia alami.
Akhirnya dengan pakaian yang basah kuyup , laki-laki setengah baya itu menemukan juga sebuah bengkel yang
pintunya masih tertutup rapat, dan ia terpaksa harus menunggu hingga si pemiliknya datang.
Beberapa tahun kemudian setelah kejadian itu, si bapak melihat kejadian yang sama ketika
ia tengah melintas di jalan yang sama dengan kejadiannya waktu itu.
Dari kejauhan ia melihat seorang anak muda yang tengah mendorong-dorong sepeda motornya,
tiba-tiba muncul ide di benaknya untuk melakukan sesuatu kepada anak muda yang tengah mengalami kesulitan itu.
Kemudian ia menepikan mobilnya untuk menolong anak muda itu.
Tapi tiba-tiba muncul keraguan dalam benaknya. “Apakah saya harus menolong orang yang tidak saya kenal? “
Maka ia pun kembali memacu kendaraannya meninggalkan anak muda itu yang tampak semakin mengecil dari balik kaca spion.
Namun setelah beberapa meter ia berjalan, perasaannya tidak tenang.
Terjadi pergulatan antara pikiran jahat dan pikiran baik yang sama-sama memiliki argumen.
Akhirnya maksud baik yang menang.
Si bapak memutuskan untuk berhenti dan menunggu anak muda itu dari kejauhan.
Tetapi apa yang terjadi ketika anak muda itu sudah mendekat?
Ternyata di detik-detik terakhir pikiran jahat kembali menyabot dan ia sekali lagi membiarkan anak muda itu melewati mobilnya.
Hal ini terjadi hingga tiga kali sampai akhirnya si bapak benar-benar berhasil memenangkan pertarungan dengan dirinya sendiri.
Anak muda yang tengah mendorong sepeda motor itu terheran-heran ketika si bapak mempersilahkan anak muda itu
menaikkan motornya yang mogok ke dalam mobil kijangnya untuk diantar ke bengkel terdekat.
Insight : Hal ini membuktikan bahwa tidak mudah untuk berbuat baik.
Selalu ada perlawanan dari dalam diri kita sendiri seperti seorang guru bijak pernah mengingatkan,
“Menaklukkan orang lain membutuhkan kekuatan, menaklukkan diri sendiri membutuhkan kesadaran.”
Jumat, 28 Oktober 2011
3 Kaleng Coca-cola
Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama.
Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan
menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng coca cola pertama di turunkan disini.
Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.
Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan.
Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.
Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana .
Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas.
Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan.
Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es.
Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu,
menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.
Sekarang, pertanyaannya adalah : Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda
padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama ?
Insight : Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda. Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.
Apabila Anda berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan potensi terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang.
Tapi bila Anda berada dilingkungan yang meng-kerdil-kan diri Anda, maka Anda akan menjadi kerdil.
Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan
menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng coca cola pertama di turunkan disini.
Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.
Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan.
Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.
Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana .
Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas.
Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan.
Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es.
Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu,
menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.
Sekarang, pertanyaannya adalah : Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda
padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama ?
Insight : Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda. Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.
Apabila Anda berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan potensi terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang.
Tapi bila Anda berada dilingkungan yang meng-kerdil-kan diri Anda, maka Anda akan menjadi kerdil.
Kamis, 27 Oktober 2011
Andrew Darwis : Sang kaskus founder
PertamaxGan!!!
Andrew Darwis (lahir 20 Juli 1979; umur 31 tahun) merupakan pendiri (founder) komunitas online terbesar di Indonesia, Kaskus lewat situs Kaskus.us yang sekarang ini mempunyai lebih dari 2,5 juta member . Andrew sekarang menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) PT Darta Media Indonesia (Kaskus) sekaligus pemilik (owner) Kaskus Network lewat PT Darta Media Indonesia.
SD: Tarakanita Pluit Jakarta
SMP: Tarakanita Pluit Jakarta
SMA: Gandhi National School, Ancol '98 Jakarta
Universitas : Universitas Bina Nusantara
Universitas : Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle, 2003
Universitas : Computer Science, City University '06
Agama : Kristen Katolik
Ah setelah selama 1 bulan menyelesaikan report bapepam dan pulang malam tiap hari akhirnya sekarang saya bisa posting di blog ini (Pasti pada kangen yah??? GeeR :p). Nah pada postingan kali ini, kita bakalan membahas sesosok pria ganteng yang bernama Andrew Darwis. Siapa noh Andrew Darwis?? Kalo Kaskus tau?? Nah ini dia pendirinya!!
Kalau sekarang kita melihat forum kaskus kita tercinta sangat ramai dikunjungi oleh para pengguna internet, pernahkah anda tahu bahwa forum tersebut bisa ramai seperti sekarang karena usaha yang keras dari Andrew darwis? Berkali-kali bang andrew jatuh bangun dalam membangun Kaskus. Mau tau kisahnya? Yuk mari kita lihat:
Berawal dari Ide Sederhana dan Kegigihan (diambil dari: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7115234)
Tak terhitung lagi berapa kali jatuh bangun dan gagal. Namun kegigihan, keyakinan, dan berani mencoba ide yang ada dipikiran meskipun itu sangat sederhana, membuat Andrew Darwis meraih kesuksesan melebihi angannya.
Mendengar logat bicaranya, orang tak akan percaya kalau ia adalah pemilik sekaligus pendiri KasKus (Kasak Kusuk). Sebab gaya bahasa pria kelahiran Jakarta 20 Juli 1979 dalam seminar “Digitalpreneur-Peluang Usaha Kreatif dan Inovatif versi Anak Muda”, yang digelar Batam Pos Entrepreneur Scholl (BPES), sederhana dan mudah dipahami. Ia memang dikenal tidak suka obral bicara, namun, sekali bicara, melukiskan kecerdasan otaknya.
Kisah sukses Andew dalam mendirikan KasKus tercetus dari sekedar hobi sebuah komunitas kecil berjumlah tiga orang yang kemudian berkembang menjadi raksasa seperti sekarang ini.
“Dulu impian untuk menjadi seperti saat ini bisa saya katakan mustahil akan tercapai. Namun cita-cita itu tetap saya pendam dan saya jadikan pelajaran,” ujarnya.
Agar tak terlalu membebankan orang tuanya, putra pasangan Antonius Darwis dan Nancy Amidjoyo ini bekerja paruh waktu pada dua perusahaan web design di Jakarta, yakni kemana.com dan indotradezone.com. Per bulannya ia menerima gaji sebesar Rp 500 ribu yang kemudian digunakan untuk menutupi biaya kuliahnya.
Andrew kemudian membuat portal di internet yang berisi berita. Namun ia merasa hal tersebut tak ada keuntungannya. Malah ia merasa buang waktu. Dari kegagalan itu, muncul ide yang sederhana. Ide tersebut menawarkan sebuah barang yang ia punya dengan harga yang ia inginkan tampilkan di portal. Sedikit demi sedikit, Andrew mempeeroleh keuntungan mes-kipun masih tak mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.
Setahun kuliah di Binus, Andrew memutuskan berhenti karena ia ingin menemukan sekolah yang lebih fokus mendalami ilmu website. Atas saran teman, Andrew memutuskan hijrah ke Amerika Serikat guna melanjutkan kuliahnya di Art Institute of Seattle jurusan Multimedia & Web Design.
Semasa kuliah itulah, ide pembuatan sebuah situs yang diperuntukkan sebagai forum komunikasi mahasiswa Indonesia di luar negeri mulai muncul dalam benaknya. Pada 6 November 2000, bersama dua sahabatnya sesama WNI yang berkuliah di Seattle, yakni Ronald Stephanus dan Budi Dharmawan merintis forum Kaskus.us.
Awalnya forum tersebut hanya memuat berita-berita seputar kejadian di Indonesia. Namun latar belakang ilmu jurnalis yang tak memadai, mereka kerepotan menulis berita. Ujungnya, mereka hanya mencari berita berbahasa Inggris tentang Indonesia dari internet. Tiap hari berita itu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Hal seperti itu berlangsung selama tiga tahun.
Selama masa itu, anggota Kaskus belum mengalami peningkatan. Membayar biaya sewa hosting, mereka harus mengeluarkan US $ 8 (Rp 80 ribu, kurs Rp 10.000 per dolar AS, red) per bulannya. Bahkan, untuk menggaet anggota satu orang saja, butuh waktu lama. Dalam seminggu mereka hanya mampu mengundang paling banyak tiga orang. Kondisi itu bertahan selama mereka sekolah dan bekerja di AS.
Tiga tahun berjalan tanpa keuntungan, akhirnya membuat dua rekan Andrew menyerah dan mundur di tengah jalan. Ditinggalkan kedua rekan seperjuangannya, tidak lantas membuat semangat Andrew untuk terus membesarkan KasKus mengendur. Apalagi ia mendapat dukungan dari teman dekatnya Ken Dean Lawadinata (kini CEO Kaskus Networks).
Setelah menyelesaikan kuliah di Amerika, Andrew sempat be-kerja di perusahaan IT yang gajinya lumayan besar dengan fasilitas yang lengkap. Namun akhirnya ia memutuskan kembali ke Indonesia untuk mengelola situs komunitas KasKus itu.
Dari sebuah kantor di kawasan Jakarta awal 2008, Andrew bersama sahabatnya bahu membahu mengelola KasKus. Dua bulan berselang, KasKus resmi menjadi perusahaan profesional dengan nama PT Darta Media Indonesia.
Pada enam bulan pertama sejak menjadi perusahaan profesional, perkembangan KasKus masih jauh dari yang ia harapkan. Jangankan menggaet pemasang iklan, mencari anggota saja masih sulit.
Andrew dan Ken melakukan promosi besar-besaran dengan menggelar berbagai event. Tak tanggung-tanggung, mereka menghabiskan uang sekitar Rp400 juta. Dana didapat dari orangtua Ken. Hasilnya lagi-lagi belum sesuai yang diharapkan. “Orangtua Ken bilang, gila lu, habis ratusan juta tapi nggak ada hasil,” kenang Andrew.
Tak hanya itu, KasKus juga nyaris ditutup pemerintah karena dianggap sebagai situs porno. “Papa Ken sempat marah ke kami karena dikira buka situs porno,” kata Andrew, lagi.
Di terpaan berbagai kesulitan itu, Andrew dan Ken tak memiliki dana lagi untuk promosi. Namun, mereka tak patah arang. Sambil terus berbenah, Andrew dan Ken memutar otak untuk bangkit. Akhirnya, mereka menemukan cara yang kreatif ketika melihat ada ada anggota dari kalangan selebritis. Andrew kemudian mencetak baju bertuliskan KasKus dan meminta bantuan artis untuk memakainya. “Kami foto lalu masukkan ke situs komunitas ini,” ujar Andrew.
Hasilnya, KasKus makin dikenal. Anggotanya terus berkembang dan pemasangan iklannya juga terus bertambah. Pertengahan 2008, member KasKus mancepai 360.000-an, dan 17 Agustus 2008 menggaet hingga 1,2 juta member sampai akhir tahun 2008. Bahkan, per 21 Januari 2011, mencapai 2,501 juta member.
Konten yang ditawarkan KasKus pun kian bervariasi. Termasuk konten Jual Beli dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Para kaskuser yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia itu bisa memanfaatkan konten ini untuk transaksi bisnis online. Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang, diikutkan dalam forum jual beli (FJB). “Transaksinya per bulan mencapai Rp203 miliar dari 20 jenis barang teratas yang paling diminati, belum termasuk jenis barang lainnya,” kata Andrew.
Andrew pun membuka rahasia jenis barang yang paling banyak dicari di internet, seperti kendaraan roda empat dan dua, barang elektronik, pakaian, kebutuhan rumah tangga, aksesoris dan beragam kebutuhan perempuan, anak-anak dan lainnya.
Karena terus tumbuh, pemasukan iklan ke perusahaan pun mengalir. Kata Andrew, awalnya pemasang iklan sulit didapat karena banyak perusahaan yang tidak mengenal Kaskus.
Berkat usaha keras dan upaya mengenalkan Kaskus ke publik secara terus menerus, perusahaan-perusahaan pemasang iklan meningkat dan banyak yang masuk daftar tunggu. Penghasilan iklan per bulannya pun sudah hitungan puluhan miliar rupiah.
Walau sudah untung, Andrew menolak perusahaannya akan menomorsatukan iklan. Apalagi, kepercayaan jutaan orang terhadap KasKus sebagai forum komunitas paling nyaman dan bebas bersuara, Andrew ingin kaskuser terus menikmati kenyamanan.
Kepercayaan jutaan kaskuser itu pula yang membuat Andrew optimistis, perkembangan Kaskus akan semakin cemerlang. Apalagi pemerintah telah berkomitmen untuk terus meringankan biaya internet dan memasyarakatkan internet hingga daerah-daerah terpencil sekalipun. Ini tentu bersumbangsih besar bagi pertumbuhan skala bisnis dan layanan KasKus. KasKus melihat peluang bisnis internet jauh lebih merangsang dibanding saat pertamakali dibayangkannya.
Nah teman-teman sekalian, apa saja yang sebenarnya dapat kita pelajari dari kisah Andrew Darwis ini?
1. Berani Bermimpi Besar!
Andrew Darwis berani bermimpi besar untuk membuat sebuah forum yang hebat seperti sekarang ini. Ini adalah langkah awal dalam mencapai kesuksesan. Ketika kita punya mimpi kita punya tujuan. Bagaimana kita bisa sukses kalau tujuan saja kita tidak tahu?
2. Berani Take Action!
Kita sering melihat banyak sekali orang yang ingin kaya raya. Namun, seringkali mereka hanya ingiiinnn saja tanpa ada tindakannya. Nah, jika kita punya tujuan tapi tidak punya tindakan untuk mencapainya maka sama saja jika kita ingin pergi ke mall tapi hanya tidur-tiduran saja di tempat tidur tanpa bertindak apa-apa.
3. Berani Gagal!
Sering orang menyangka bahwa orang yang sukses adalah orang yang tidak penah gagal. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah bahwa orang yang paling sukses adalah orang yang paling banyak gagal! Coba lihat Andrew Darwis, berapa kali ia sudah gagal? Sebenarnya tidak penting berapa kali ia gagal. Yang paling penting adalah berapa kali ia mampu bangkit kembali untuk memperbaiki kegagalannya sampai ia sukses?
So temen-temen, mari kita belajar dari Andrew Darwis :)
Nah ada info nih bagi para kaskuser. Motivasi Andi sedang membagi-bagikan cendol gratis bagi para kaskuser. Caranya? Cukup Komen dan rate di Thread di bawah ini :
Akan ada 1 cendol tiap hari untuk 1 orang yang beruntung. Jadi, sering-sering komen dan dapatkan setiap hari cendolnya!
Selasa, 18 Oktober 2011
Memulai Dengan Hal Kecil
Memulai Dengan Hal Kecil.
Mulailah dengan hal kecil. Karena semua orang sukses juga demikian.
Mulailah dengan hal kecil. Karena semua orang sukses juga demikian.
Semua pencapaian terbesar di dunia pun demikian. Semua bisa kalau dimulai dengan hal kecil. Dan justru pada hal inilah terdapat seluruh indahnya keberhasilan sejati.
Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah. belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal besar, tetapi oleh orang yang memelihara momentumnya dalam waktu cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar. Hitung setiap hari. Hitung setiap saat. Segalanya dapat berpihak pada anda. atau berpihak melawan anda.
Ke mana anda akan bergerak? Apa hal kecil yang dapat anda kerjakan sekarang? Segala pencapaian mencengangkan yang mungkin dapat dicapai, dimulai lewat sebuah ide. Ilham untuk membuat perbedaan. Dan itu hal kecil. Peliharalah, dan kembangkan hingga menjadi kenyataan. Sekarang mungkin hal kecil, tetapi hanya anda yang bisa membuatnya menjadi besar.
Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah. belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal besar, tetapi oleh orang yang memelihara momentumnya dalam waktu cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar. Hitung setiap hari. Hitung setiap saat. Segalanya dapat berpihak pada anda. atau berpihak melawan anda.
Ke mana anda akan bergerak? Apa hal kecil yang dapat anda kerjakan sekarang? Segala pencapaian mencengangkan yang mungkin dapat dicapai, dimulai lewat sebuah ide. Ilham untuk membuat perbedaan. Dan itu hal kecil. Peliharalah, dan kembangkan hingga menjadi kenyataan. Sekarang mungkin hal kecil, tetapi hanya anda yang bisa membuatnya menjadi besar.
Tahukah Anda.
Pertunjukan dengan menggunakan tali yang direntang tinggi ternyata telah ada sejak zaman Romawi dan Yunani. Orang-orang Yunani memberi medali khusus kepada orang-orang yang mampu melewati tali yang terentang diantara karang-karang.
Orang Yunani menyebut orang-orang ini dengan nama Neurobates atau Oribates (dari kata ini muncul istilah Akrobat). Dibekas kota kuno Herculaneum (yang bersama kota Pompeii terkubur akibat letusan gunung Vesuvius) terdapat lukisan fresco yang menggambarkan orang-orang yang sedang meniti tali yang terpasang tinggi, beberapa diantaranya sambil menari dan memainkan alat musik tiup.
Sering pula orang Romawi merentangkan tali diantara dua bukit, dan di atas tali itu beberapa orang menyelenggarakan acara pantomim serta tahan.
Kata Bijak Hari Ini.
Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya.
(Bung Karno)
Senin, 17 Oktober 2011
Sabtu, 15 Oktober 2011
Art of Giving
"Kekayaan bukan seberapa banyak yang Anda kumpulkan, melainkan berapa banyak yang Anda berikan".
Suatu hari, seorang pengusaha di Hong Kong tanpa sengaja menjatuhkan
sebuah logam senilai satu dolar ke dalam parit yang sempit dan dalam.
Dengan gelisah, ia berusaha untuk mendapatkan kembali uang logamnya tersebut.
Seorang tukang sapu jalan yang kebetulan lewat dan melihatnya, berusaha membantu.
sebuah logam senilai satu dolar ke dalam parit yang sempit dan dalam.
Dengan gelisah, ia berusaha untuk mendapatkan kembali uang logamnya tersebut.
Seorang tukang sapu jalan yang kebetulan lewat dan melihatnya, berusaha membantu.
Tak lama kemudian, uang logam itu berhasil ditemukan kembali. Sang pengusaha begitu gembira.
Ia mengantongi satu dolar tersebut dan mengeluarkan selembar uang seratus dolar dari dompetnya,
lalu diberikannya kepada tukang sapu jalan itu. Sesaat tukang sapu jalan tertegun dan dengan penasaran ia bertanya,
"Mengapa Anda lebih rela memberikan seratus dolar daripada kehilangan satu dolar di dalam selokan?"
Sang pengusaha tersenyum dan menjawab, "Bila uang satu dolar ini terjatuh ke dalam selokan
maka saya akan kehilangan satu dolar ini untuk selamanya!
Tapi bila saya memberi seratus dolar pada Anda, saya tahu bahwa seratus dolar saya masih berada di pasar peredaran uang,
dan itu berarti saya bisa mendapatkan kembali uang saya.
Mungkin dua kali, sepuluh kali, bahkan seratus kali lipat."
Insight : Bila kita ingin memberi berkat kepada orang lain, berarti kita juga harus memulainya dari memberi.
Ketika kita memberi, berarti kita memiliki kemampuan, kemauan, ketulusan, keikhlasan, dan rasa syukur.
Kapanpun, di manapun, siapapun, mari berpikir dan berbuat (action)!
"Apa yang bisa kita berikan agar dunia ini bisa menjadi lebih indah, aman, damai, dan mampu menyejahterakan banyak orang?"
Jangan Berhenti di Tengah Badai
"Jangan mudah menyerah hanya dengan perkataan-perkataan yang tidak penting. Jalani terus hidup ini dan jadilah bermakna."
Pada suatu hari, aku dan ayah berkendaraan menuju ke suatu tempat, aku yg mengemudi.
Setelah beberapa puluh kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang.
Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.
Setelah beberapa puluh kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang.
Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.
"Bagaimana Ayah? Kita berhenti?", Aku bertanya.
"Teruslah mengemudi!", kata Ayah.
Aku tetap menjalankan mobilku. Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang.
Hujanpun turun. Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg diterbangkan angin.
Suasana sangat menakutkan.
Kulihat kendaraan2 besar juga mulai menepi & berhenti.
"Ayah...?"
"Teruslah mengemudi!" kata Ayah sambil terus melihat ke depan.
Aku tetap mengemudi dgn bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandanganku sampai hanya berjarak beberapa meter saja.
Angin pun mengguncang-guncangkan mobil kecilku. Aku mulai takut.
Tapi aku tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.
Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, kurasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang.
Setelah beberapa killometer lagi, sampailah kami pada daerah yang kering &
kami melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.
"Silakan kalau mau berhenti dan keluarlah", kata Ayah tiba-tiba.
"Kenapa sekarang?", tanyaku heran.
"Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai".
Aku berhenti & keluar. Kulihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung.
Aku membayangkan mereka yang terjebak di sana dan berdoa, semoga mereka selamat.
Sambil tersenyum kepada ayah, hatiku berkata, "pelajaran penting kali ini: Jangan berhenti di tengah badai"
Langganan:
Postingan (Atom)