bukan kebetulan kita terlahir seperti ini dan dalam keadaan seperti ini..
Minggu, 29 Agustus 2010
Sabtu, 28 Agustus 2010
Subyek - Subyektivitas Berfikir Yang Sederhana
Raihlah pencapaian setinggi-tingginya, tapi awas, jangan lengah dengan hal-hal sederhana yang sangat fundamental....
Masih ingat pelajaran Subyek - Predikat - Obyek?
Sebaik dan semulia apapun ajaran akan tergantung cara memahaminya, jika cara memahaminya salah, maka akan salah pula hasilnya
Seburuk dan serendah apapun ajaran akan tergantung cara memahaminya, jika memahaminya benar akan benar dan baik pula hasilnya.
Setinggi apapun ilmu pengetahuan akan tergantung orang yang menggunakannya, jika cara menggunakanya salah, akan salah pula hasilnya.
Sesederhana apapun ilmu pengetahuan akan tergantung orang yang menggunakannya, jika cara menggunakannya tepat, akan bermanfaat pula hasilnya.
Banyak hal-hal dan kebenaran sederhana yang terlewatkan (sengaja atau tidak) oleh manusia, dan terjebak dalam kerumitan masalah yang tak membawa manfaat buat dirinya sendiri maupun orang lain.
Si Pujo, hanya menguasai ilmu cara membuat tempe, sebagai Muslim dia pun cuma memahami ilmu agama sebatas syareat untuk memenuhi rukun. Tapi hidupnya cukup bahagia bersama anak isterinya, dia disenangi kerabat dan tetangganya karena perilakunya yang baik, banyak sudah hal-hal yang nampak sepele dia lakukan dan membawa berkah dan manfaat buat dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain..... Dia tak perlu memahami persamaan matematika tingkat tinggi ataupun ajaran fiqih kelas berat untuk meraih keberhasilan dan kebahagiaan hidupnya.
Ketahuilah kebutuhan anda, sebelum mencari keinginan dan bicara pencapaian lebih jauh, hati-hatilah terjebak dalam racun imajnasi keinginan yang dapat membuat anda mabok dan teracuni seumur hidup....keracunan itu tidak enak, tidak nyaman, dan tidak bermanfaat.
Subyek, Subyektivitas Berfikir Yang Sederhana .
Terinspirasi oleh orang-orang yang hari ini masih pada ribut tentang nilai-nilai agama, di forum tetangga .
Masih ingat pelajaran Subyek - Predikat - Obyek?
Sebaik dan semulia apapun ajaran akan tergantung cara memahaminya, jika cara memahaminya salah, maka akan salah pula hasilnya
Seburuk dan serendah apapun ajaran akan tergantung cara memahaminya, jika memahaminya benar akan benar dan baik pula hasilnya.
Setinggi apapun ilmu pengetahuan akan tergantung orang yang menggunakannya, jika cara menggunakanya salah, akan salah pula hasilnya.
Sesederhana apapun ilmu pengetahuan akan tergantung orang yang menggunakannya, jika cara menggunakannya tepat, akan bermanfaat pula hasilnya.
Banyak hal-hal dan kebenaran sederhana yang terlewatkan (sengaja atau tidak) oleh manusia, dan terjebak dalam kerumitan masalah yang tak membawa manfaat buat dirinya sendiri maupun orang lain.
Si Pujo, hanya menguasai ilmu cara membuat tempe, sebagai Muslim dia pun cuma memahami ilmu agama sebatas syareat untuk memenuhi rukun. Tapi hidupnya cukup bahagia bersama anak isterinya, dia disenangi kerabat dan tetangganya karena perilakunya yang baik, banyak sudah hal-hal yang nampak sepele dia lakukan dan membawa berkah dan manfaat buat dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain..... Dia tak perlu memahami persamaan matematika tingkat tinggi ataupun ajaran fiqih kelas berat untuk meraih keberhasilan dan kebahagiaan hidupnya.
Ketahuilah kebutuhan anda, sebelum mencari keinginan dan bicara pencapaian lebih jauh, hati-hatilah terjebak dalam racun imajnasi keinginan yang dapat membuat anda mabok dan teracuni seumur hidup....keracunan itu tidak enak, tidak nyaman, dan tidak bermanfaat.
Subyek, Subyektivitas Berfikir Yang Sederhana .
Terinspirasi oleh orang-orang yang hari ini masih pada ribut tentang nilai-nilai agama, di forum tetangga .
Jumat, 27 Agustus 2010
Perlukah kita perang? - Ketegangan Indonesia - Malaysia
Berbagai macam latar belakang orang, seperti Status sosial, Agama, dan Adat, memiliki peran besar terhadap perilakunya, baik perilaku berfikir maupun bertindak. Isu ketegangan Indonesia - Malaysia belakangan ini telah menjadi bahan perbincangan di semua lapisan masyarakat Indonesia, termasuk saya dan beberapa rekan pun suka membicarakannya dalam format diskusi santai disela-sela waktu senggang.
Berikut adalah kesimpulan saya dari hasil dialog dengan 4 jenis orang dengan jenis pemahamannya masing-masing dalam menyingkapi masalah, untuk menjawab pertanyaan "Perlukah kita perang dengan Malaysia ? ", kalimatnya tidak persis seperti yang mereka ucapkan, tapi saya ambil poinnya saja.
Perlukah kita perang?
Golongan 1 :
Golongan ini tidak bisa memberikan opini yang obyektif , tapi jika saya tanya lebih suka menyampaikan gurauan segar bahwa, jika terjadi peperangan akan terjadi perubahan nasib baik bagi kehidupannya, dengan pemahaman, jika terjadi perang maka keadaan tidak akan terkendali dan segala bentuk ketertiban dan keteraturan yang selama ini dianggap membelenggu hidupnya akan hilang, sehingga peluang untuk meraih sesuatu dia anggap lebih leluasa, karena tidak ada lagi kekuasaan sosial yang akan mengendalikan hidupnya. Jadi motivasi perang dari golongan ini bertolak dari keputusasaan menghadapi kehidupan di negeri ini.
Golongan 2:
Golongan orang ini melihat ketegangan yang dirasakan di negeri ini banyak bernuansa ketersinggungan sebagai bangsa yang berdaulat dan keprihatinan kepada pelanggaran HAM yang menimpa warga Indonesia di Malaysia, dia tidak terlalu mendukung perang tapi menuntut ketegasan pemerintah secara diplomatik dan lebih menyarankan pada pemutusan hubungan diplomatik ketimbang pencetusan perang.
Golongan 3:
Golongan ini tidak ingin perang maupun pemutusan hubungan diplomatik, alasannya, Jangankan menyatakan perang, pemutusan hubungan diplomatik saja pun sebetulnya tidak akan memberikan manfaat yang berarti, dan berharap pemerintah RI tetap menempuk jalan diplomasi untuk menyelesaikan masalah.
Golongan 4:
Total ingin perang tak ada kata diplomasi, dengan motivasi yang total idealistis, seperti Agama, kondisi kehidupan sosial, dendam pribadi/golongan, dll, tanpa memperhitungkan berbagai aspek .Golongan ini kalaupun dikatakan sangat minoritas, tapi ada dan bagian dari warga Indonesia.
Kajian historis K.J. Holsti, Jika konflik antar negara terjadi
Berikut menurut K.J. Holsti (author of International Politics), macam-macam tindakan yang akan dilakukan suatu negara terhadap negara lain jika suatu konflik atau krisis terjadi antar negara (K.J. Holsti: 1971). Di antaranya adalah: 1) surat protes, 2) pemanggilan dubes untuk 'konsultasi, 3) penarikan dubes, 4}ancaman boikot atau embargo ekonomi (parsial atau total), 5)propaganda anti negara tersebut di dalam negeri, 6) pemutusan hubungan diplomatik secara resmi, 7) mobilisasi pasukan militer (parsial atau penuh) walaupun sebatas tindakan nonviolent, 8) peniadaan kontak antar warganegara (termasuk komunikasi), 9) blokade formal, 10) penggunaan kekuatan militer terbatas 11) pencetusan perang. Namun tindakan-tindakan tersebut tidak mesti berurutan, karena dapat saja melompat dari yang satu ke yang lain.
Tanggung jawab para pemimpin negara
Sebagai para pemimpin negara seperti Presiden, Para Menteri, dan Pejabat tinggi lainnya, yang notabene dimaknai sebagai orang-orang terpilih kualitasnya dengan segala fasilitas negara yang dikompensasikan kepadanya, dituntut untuk dapat melihat permasalahan bukan cuma dari persepsi politis sendiri, tapi juga dari ke-empat sudut pandang rakyat diatas, dan lalu meramunya menjadi sebuah kebijakan yang terbaik dalam kerangka nasional maupun internasional. Itulah tanggung-jawab anda-anda yang mesti dipertanggung jawabkan tanpa perlu banyak mengeluh ataupun curhat, bersikaplah tegas, setegas teriakan anda-anda ketika berorasi merayu rakyat untuk mencalonkan anda-anda sekalian. Manusia mengusahakan yang terbaik dan biarkan Yang Maha Adil menentukan hasil akhirnya.
Kita tahu masih ada golongan ke 5, yaitu provokator, yang memiliki kepentingan sendiri dibalik konflik yang terjadi.
Siapa yang sebenarnya ingin perang..? Sebagai rakyat kecil, perang atau tidak kami akan mendukung kebijakan yang terbaik yang diputuskan pemerintah, kalau kebijakan itu kurang cocok, ya kami protes seperti biasa. Monggo, musuh tidak dicari, datang kami tak akan lari.
Berikut adalah kesimpulan saya dari hasil dialog dengan 4 jenis orang dengan jenis pemahamannya masing-masing dalam menyingkapi masalah, untuk menjawab pertanyaan "Perlukah kita perang dengan Malaysia ? ", kalimatnya tidak persis seperti yang mereka ucapkan, tapi saya ambil poinnya saja.
Perlukah kita perang?
Golongan 1 :
Golongan ini tidak bisa memberikan opini yang obyektif , tapi jika saya tanya lebih suka menyampaikan gurauan segar bahwa, jika terjadi peperangan akan terjadi perubahan nasib baik bagi kehidupannya, dengan pemahaman, jika terjadi perang maka keadaan tidak akan terkendali dan segala bentuk ketertiban dan keteraturan yang selama ini dianggap membelenggu hidupnya akan hilang, sehingga peluang untuk meraih sesuatu dia anggap lebih leluasa, karena tidak ada lagi kekuasaan sosial yang akan mengendalikan hidupnya. Jadi motivasi perang dari golongan ini bertolak dari keputusasaan menghadapi kehidupan di negeri ini.
Golongan 2:
Golongan orang ini melihat ketegangan yang dirasakan di negeri ini banyak bernuansa ketersinggungan sebagai bangsa yang berdaulat dan keprihatinan kepada pelanggaran HAM yang menimpa warga Indonesia di Malaysia, dia tidak terlalu mendukung perang tapi menuntut ketegasan pemerintah secara diplomatik dan lebih menyarankan pada pemutusan hubungan diplomatik ketimbang pencetusan perang.
Golongan 3:
Golongan ini tidak ingin perang maupun pemutusan hubungan diplomatik, alasannya, Jangankan menyatakan perang, pemutusan hubungan diplomatik saja pun sebetulnya tidak akan memberikan manfaat yang berarti, dan berharap pemerintah RI tetap menempuk jalan diplomasi untuk menyelesaikan masalah.
Golongan 4:
Total ingin perang tak ada kata diplomasi, dengan motivasi yang total idealistis, seperti Agama, kondisi kehidupan sosial, dendam pribadi/golongan, dll, tanpa memperhitungkan berbagai aspek .Golongan ini kalaupun dikatakan sangat minoritas, tapi ada dan bagian dari warga Indonesia.
Kajian historis K.J. Holsti, Jika konflik antar negara terjadi
Berikut menurut K.J. Holsti (author of International Politics), macam-macam tindakan yang akan dilakukan suatu negara terhadap negara lain jika suatu konflik atau krisis terjadi antar negara (K.J. Holsti: 1971). Di antaranya adalah: 1) surat protes, 2) pemanggilan dubes untuk 'konsultasi, 3) penarikan dubes, 4}ancaman boikot atau embargo ekonomi (parsial atau total), 5)propaganda anti negara tersebut di dalam negeri, 6) pemutusan hubungan diplomatik secara resmi, 7) mobilisasi pasukan militer (parsial atau penuh) walaupun sebatas tindakan nonviolent, 8) peniadaan kontak antar warganegara (termasuk komunikasi), 9) blokade formal, 10) penggunaan kekuatan militer terbatas 11) pencetusan perang. Namun tindakan-tindakan tersebut tidak mesti berurutan, karena dapat saja melompat dari yang satu ke yang lain.
Tanggung jawab para pemimpin negara
Sebagai para pemimpin negara seperti Presiden, Para Menteri, dan Pejabat tinggi lainnya, yang notabene dimaknai sebagai orang-orang terpilih kualitasnya dengan segala fasilitas negara yang dikompensasikan kepadanya, dituntut untuk dapat melihat permasalahan bukan cuma dari persepsi politis sendiri, tapi juga dari ke-empat sudut pandang rakyat diatas, dan lalu meramunya menjadi sebuah kebijakan yang terbaik dalam kerangka nasional maupun internasional. Itulah tanggung-jawab anda-anda yang mesti dipertanggung jawabkan tanpa perlu banyak mengeluh ataupun curhat, bersikaplah tegas, setegas teriakan anda-anda ketika berorasi merayu rakyat untuk mencalonkan anda-anda sekalian. Manusia mengusahakan yang terbaik dan biarkan Yang Maha Adil menentukan hasil akhirnya.
Kita tahu masih ada golongan ke 5, yaitu provokator, yang memiliki kepentingan sendiri dibalik konflik yang terjadi.
Siapa yang sebenarnya ingin perang..? Sebagai rakyat kecil, perang atau tidak kami akan mendukung kebijakan yang terbaik yang diputuskan pemerintah, kalau kebijakan itu kurang cocok, ya kami protes seperti biasa. Monggo, musuh tidak dicari, datang kami tak akan lari.
Jumat, 13 Agustus 2010
Ujub Adalah
Jika mengingat legenda Adam - Hawa, maka bisa diambil hikmah bahwa sifat sombong atau berbangga diri adalah nenek moyangnya segala dosa, serta biang keladi jatuhnya martabat manusia.
Saya menulis ini, awalnya terinspirasi melihat aksi-aksi fisik brutal oleh sekelompok orang dijalanan yang mengatasnamakan Agama, dan juga aksi-aksi intelektual yang mendiskreditkan manusia lain oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan para panutan dalam agama. Dan lalu terlintas dalam pikiran saya "Apakah ada faktor ujub didalamnya?"
Defenisi Ujub:
Menurut Bisyr Al-Hafi :
“Yaitu menganggap hanya amalanmu saja yang banyak dan memandang remeh amalan orang lain.”
Menurut Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah :
"Yaitu perasaan takjub terhadap diri sendiri hingga seolaholah dirinyalah yang paling utama daripada yang lain. Padahal boleh jadi ia tidak dapat beramal sebagus amal saudaranya itu dan boleh jadi saudaranya itu lebih wara’ dari perkara haram dan lebih suci jiwanya ketimbang dirinya!"
Warning terhadap Ujud
"Barangsiapa yang mengangkat-angkat diri sendiri secara berlebihan, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjatuhkan martabatnya." - Imam Syafi’i
Salah seorang ulama salaf pernah berkata: "Seorang yang ujub akan tertimpa dua kehinaan, akan terbongkar kesalahankesalahannya dan akan jatuh martabatnya di mata manusia."
Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: "Iblis dapat melumpuhkan bani Adam dengan salah satu dari tiga perkara ini: 1- Ujub terhadap diri sendiri, 2- Menganggap amalnya sudah banyak 3- Telah lupa terhadap dosa-dosanya.
Dia berkata: "Saya tidak akan mencari cara lain." Semua perkara di atas adalah sumber
kebinasaan. Berapa banyak lentera yang padam karena tiupan angin? Berapa banyak ibadah yang rusak karena penyakit ujub?
Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa seorang lelaki berkata: "Allah tidak akan mengampuni si Fulan! Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pun berfirman:
"Siapakah yang lancang bersumpah atas namaKu bahwa Aku tidak mengampuni Fulan?! Sungguh Aku telah mengampuninya dan menghapus amalanmu!” (HR. Muslim)
Amal shalih itu ibarat sinar dan cahaya yang terkadang padam bila dihembus angin ujub!
Orang yang terkena penyakit ujub cenderung akan memandang remeh dosa-dosa yang dilakukannya dan mengang-gapnya bagai angin lalu. Barangkali gejala paling dominan yang tampak pada orang yang terkena penyakit ujub adalah sikap suka melanggar hak dan menyepelekan orang lain.
"Demikianlah akherat, Kami peruntukkan buat orang-orang yang tidak menyombongkan diri di muka bumi dan tidak membuat kerusakan di muka bumi "(Qs. Al-Qashash : 83)
" Ada tiga hal yang membinasakan, yaitu memperturutkan kekikiran, hawa nafsu yang diperturutkan dan ‘ujub terhadap dirinya sendiri" (Hr Baihaqi).
Ujub adalah penyakit yang menghapuskan amalan kebaikan seorang hamba - Islam untuk manusia, bukan manusia untuk islam.
Saya menulis ini, awalnya terinspirasi melihat aksi-aksi fisik brutal oleh sekelompok orang dijalanan yang mengatasnamakan Agama, dan juga aksi-aksi intelektual yang mendiskreditkan manusia lain oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan para panutan dalam agama. Dan lalu terlintas dalam pikiran saya "Apakah ada faktor ujub didalamnya?"
Defenisi Ujub:
Menurut Bisyr Al-Hafi :
“Yaitu menganggap hanya amalanmu saja yang banyak dan memandang remeh amalan orang lain.”
Menurut Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah :
"Yaitu perasaan takjub terhadap diri sendiri hingga seolaholah dirinyalah yang paling utama daripada yang lain. Padahal boleh jadi ia tidak dapat beramal sebagus amal saudaranya itu dan boleh jadi saudaranya itu lebih wara’ dari perkara haram dan lebih suci jiwanya ketimbang dirinya!"
Warning terhadap Ujud
"Barangsiapa yang mengangkat-angkat diri sendiri secara berlebihan, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjatuhkan martabatnya." - Imam Syafi’i
Salah seorang ulama salaf pernah berkata: "Seorang yang ujub akan tertimpa dua kehinaan, akan terbongkar kesalahankesalahannya dan akan jatuh martabatnya di mata manusia."
Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: "Iblis dapat melumpuhkan bani Adam dengan salah satu dari tiga perkara ini: 1- Ujub terhadap diri sendiri, 2- Menganggap amalnya sudah banyak 3- Telah lupa terhadap dosa-dosanya.
Dia berkata: "Saya tidak akan mencari cara lain." Semua perkara di atas adalah sumber
kebinasaan. Berapa banyak lentera yang padam karena tiupan angin? Berapa banyak ibadah yang rusak karena penyakit ujub?
Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa seorang lelaki berkata: "Allah tidak akan mengampuni si Fulan! Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pun berfirman:
"Siapakah yang lancang bersumpah atas namaKu bahwa Aku tidak mengampuni Fulan?! Sungguh Aku telah mengampuninya dan menghapus amalanmu!” (HR. Muslim)
Amal shalih itu ibarat sinar dan cahaya yang terkadang padam bila dihembus angin ujub!
Orang yang terkena penyakit ujub cenderung akan memandang remeh dosa-dosa yang dilakukannya dan mengang-gapnya bagai angin lalu. Barangkali gejala paling dominan yang tampak pada orang yang terkena penyakit ujub adalah sikap suka melanggar hak dan menyepelekan orang lain.
"Demikianlah akherat, Kami peruntukkan buat orang-orang yang tidak menyombongkan diri di muka bumi dan tidak membuat kerusakan di muka bumi "(Qs. Al-Qashash : 83)
" Ada tiga hal yang membinasakan, yaitu memperturutkan kekikiran, hawa nafsu yang diperturutkan dan ‘ujub terhadap dirinya sendiri" (Hr Baihaqi).
Ujub adalah penyakit yang menghapuskan amalan kebaikan seorang hamba - Islam untuk manusia, bukan manusia untuk islam.
Senin, 09 Agustus 2010
Lucu menurut saya, buat dia penting
Menurut saya gambar di atas adalah lucu, buat si pemilik warung penting, buat si tetangga warung adalah cari masalah...
Memahami perbedaan dengan bijak
Temperatur sosial saat-saat sekarang ini di Indonesia khususnya dan dunia umumnya cukup panas, berbagai kerusuhan yang terlabeli agama bermunculan, dan tidak bisa disepelekan begitu saja terutama yang bertempat tinggal di wilayah-wilayah tertentu, karena bukan tidak mungkin dampaknya akan menyeret kita atau keluarga kita kedalam masalah serius [bisa nggak ikut lebaran]
Maka menyambut Ramadhan dan Idul fitri 2010 ini, mari tingkatkan kesabaran, ketakwaan, keimanan, dan kewaspadaan, serta usahakan menghindari konflik atau perselisihan (konyol) yang dipicu oleh "perbedaan sudut pandang dalam memaknai sesuatu...."
Selamat beribadah puasa bagi yang menjalankannya....
gambar sumber :21.media.tumblr.com
Jumat, 06 Agustus 2010
Prajurit TNI Kabur , Tidak
Saya hanya menyambung amanah supaya tulisan yang sepertinya disampaikan dalam kondisi terburu-buru ini, bisa terpublikasikan dengan lebih baik, sesuai pesan penulisnya. Karena ada yang memberitakan bahwa Prajurit TNI lari dari pertempuran.
Jika apa yang disampaikan adalah fakta yang sebenarnya, maka kasihan saudara dan Prajurit TNI kita yang telah mempertaruhkan nyawa di daerah konflik Palestina - Israel sana malah diberitakan sebagai pengecut (lari dari medan perang)
Sumber
Jika apa yang disampaikan adalah fakta yang sebenarnya, maka kasihan saudara dan Prajurit TNI kita yang telah mempertaruhkan nyawa di daerah konflik Palestina - Israel sana malah diberitakan sebagai pengecut (lari dari medan perang)
Mohon maaf sebelumnya...kejadian yang sebenarnya tuh begini :
1. Telah terjadi kontak antara Tentara LEbanon (LAF) dg Israel (IDF) pada pukul 12.00 setelah prajurit Indobatt berjuang selama Empat Jam mulai pukul 08.00 mencegah terjadinya kontak. Selama itu para prajurit TNI telah memberikan badan mereka sebagai sasaran tembak dari kedua belah pihak.
2. Ketika terjadi eskalasi; Israel mengeluarkan tembakan kavaleri Markava 120 mm sebanyak 6 X, Helicopter Apache memberikan bantuan tembakan senayak 4x dan hujan phospor, Jet tempr membombardir dengan tembakan 12,7 mm ke seluruh bukit diatas perlindungan Indobatt. prajurit kita tidak dapat menggunakan perlindungan kendaraan UN karena telah ditempati oleh LAF dan jika kita bersama LAF maka IDF akan menghantam kita. Itu bukan tempat aman. Sehingga Indobatt mengalah mengambil tempat yang lain.
3. eskalasi ini berlangsung selama 3 jam. Akibat dari ini pasukan terpencar. Dua orang diantaranya telah berjalan lebih dari 5 KM menghindari hujan phospor dari helicopter Israel dan masuk kewilayah operasi Spanyol yang ternyata pos sudah ditinggalkan.
4. Karena itu pos terdekat yang bisa ditempuh dan mereka mundur dalam tekanan, kebetulan ada satu-satunya kendaraan yang lewat yaitu taxi. Dengan Taxi mereka minta supaya dinatar ke Induk Pasukan di UN POSN 7-1 Adhsit alQusayr dimana saya bekerja. Pada waktu yang bersamaan seorang Mayor dari Portugal yang bersama dengan mereka juga mengungsi ke 7-1. Dengan keadaan yang kurang lebih sama paniknya dnegan prajurit Indobatt.
5. Ini yang terjadi, betul prajurit kita naik taxi, Salah karena itu bukan medan tempur TNI, TNI professional IMPARTIAL, tidak memihak. Oleh sebab itu mengapa jika perang terjadi TNI/UN adalah sasaran dari Collateral Damage yang sering dijadikan kambing hitam oleh pihak-pihak yang bertikai.
6. Tolong sampaikan berita ini untuk dipahami dan diketahui oleh publik di Indonesia.
Sumber
Langganan:
Postingan (Atom)