Manusia adalah makhluk sosial yang sejatinya selalu memiliki ketergantungan dengan manusia lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
Susah, senang, gembira, bahagia adalah bentuk rasa yang didapat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Sejatinya manusia selalu memiliki kesempatan untuk meraih kebahagiaan dengan bantuan dari orang lain.
Manusia hidup di dunia untuk saling mengenal dan berpasang-pasangan. Memang tidak mudah menyatukan karakter manusia yang begitu beragam perbedaannya. Egoisme atau sikap individualistis merupakan alasan utama mengapa manusia sukar sekali sekali untuk berkumpul dan bersatu dalam keharmonisan kebersamaan. Perbedaan sudut pandang dan pemikiran merupakan sebuah hal yang wajar dan lumrah terjadi. Kita sebagai manusia tidak dapat mengambing hitamkan hal tersebut sebagai faktor perpecahan di antara kita bukan?
Cobalah tengok jika Anggrek dan inangnya pun dapat hidup berdampingan dengan perbedaan karakter dasar yang menonjol. Hal tersebut semestinya dapat kita jadikan sebagai sebuah analogi yang mencerahkan jika hidup kita ini harus dapat selalu saling mengisi dan melengkapi segala kelebihan dan kekurangan di antara kita.
Bukankah hidup yang indah, nyaman, dan tentram penuh keharmonisan dengan sesama merupakan sesuatu yang indah?
Untuk itu, marilah kita mulai mencoba berbenah diri. Bukalah kembali cara pandang kita terhadap orang lain agar kita dapat bersikap lebih dewasa dalam menerima, menghargai, dan menghormati segala perbedaan yang ada. Ajaklah diri untuk berbagi. Kuatkan niat hati untuk terus merendahkan hati karena semua akan terasa indah dan membahagiakan jika kita mampu bersama-sama untuk hidup berdampingan penuh keharmonisan.