Pada suatu sore terjadi gempa di sebuah desa terpencil. Pohon tumbang, ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal, beberapa sawah menjadi sungai, dan beberapa gua menjadi bukit. Bencana itu mengantarkan seekor anak serigala ke kandang domba. Induk domba yang baru beranak menganggap anak serigala itu sebagai anaknya. Namun wajah serigala itu memang sangat berbeda. Domba berwajah serigala tersebut diberi nama Midas.
Seiring waktu berlalu, Midas diasuh induk domba dengan penuh kasih sayang, sama seperti saudaranya-saudaranya yang lainnya. Midas disusui dan diselimuti oleh bulu induknya setiap malam tiba, Midas diajarkan bagaimana mencari sayur untuk mengenyangkan perutnya. Induk domba menanamkan kepada Midas bahwa ia adalah domba. Midas selalu berpikir bahwa ia adalah domba yang lemah, tak berdaya, dan selalu diburu. Lingkungan Midas pun memperlakukannya sebagai domba yang selalu diburu yang perlu berlari dan bersembunyi.
Seringkali Midas terkagum dengan serigala yang dianggapnya hebat karena bisa mengalahkan semua domba. Sering ia bermimpi mau melawan serigala karena merasa kuat dan bisa berlari kencang. Namun, ibunya selalu mengatakan bahwa Midas adalah binatang yang sangat lemah. Saudara-saudaranya selalu mengejek ketika mendengar mimpi Midas. Semua kawanan domba merendahkannya karena mimpi Midas.
Suatu hari keluarga Midas dikejar segerombolan serigala. Beberapa domba tertangkap oleh serigala, termasuk Midas. Serigalapun melahap domba satu persatu, kecuali Midas.
“Tunggu… binatang apakah engkau ini?” lolong serigala tua kepada Midas.
Midas sangat ketakutan, “Aku domba, tolong jangan makan aku.”
Serigala tua membentaknya, “Engkau bukan domba!!! Engkau bagian dari kami, serigala!!!”
Midas diseret para serigala ke tepi sungai, “Coba engkau lihat ke sungai! Lihat wajahmu baik-baik!!!” Kata serigala Tua.
Midas bercermin ke sungai, tertegun dan membolak balik badan. Midas menjawab, “Wajah dan tubuhku memang mirip serigala, tetapi kata ibuku wajahku saja yang mirip serigala. Aku tetaplah domba.”
Serigala tua marah dan melolong dengan keras, “Oke, Midas, sekarang buka mulutmu yang besar, mulailah melolong.”
Midas melakukannya dan mulailah dia percaya. Midas berlari, melolong dan bergulat dengan serigala.
Tercapailah impian midas untuk bergulat dengan serigala. Midas sungguh jadi serigala yang kuat dan perkasa. Midas menemukan dirinya tidak selemah yang diajari domba-domba untuk mencapai impiannya. Hanya satu yang midas belum terbiasa, memakan daging domba.